Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sektor Pariwisata Bisa Buat Cadangan Devisa Lebih Tinggi

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Ekonom Development Bank of Singapore (DBS) Group Research Gundy Cahyadi mengatakan pemerintah Indonesia dapat mendorong pendapatan dari sektor pariwisata untuk memperluas cadangan devisa sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Kalau memang pariwisata 'tourism' ini terus dipromosikan, dan diperbaiki bisa membuat cadangan devisa lebih tinggi," katanya dalam diskusi "Analisis India vs Indonesia sejak Taper Tantrums 2013", di Jakarta, Rabu (27/5/2015).

Ia mengatakan pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang penting namun belum optimal Jika dibandingkan dengan Thailand, Indonesia belum mengoptimalkan potensi pariwisata. "Di Thailand, pariwisata 'tourism' 10 persen dari produk domestik bruto sedangkan Indonesia 3-4 persen," ujarnya.

Sebelumnya, ia mengatakan rasio cadangan devisa terhadap utang luar negeri masih rendah sebesar 30 persen sehingga Indonesia masih rentan dengan sentimen negatif di pasar finansial dengan adanya arus modal keluar jika dibandingkan negara-negara lain dengan peringkat utang yang sama. "Semakin dekat ke nol ini semakin buruk. Dan Indonesia dibilang 3 terburuk dibanding negara-negara lain," ujarnya.

Untuk itu, ia mengatakan cadangan devisa Indonesia perlu diperluas untuk mengantisipasi risiko arus modal keluar atau "capital outflow" dari pasar finansial domestik. "Cadangan devisa terhadap utang luar negeri secara total hanya 0,3 atau 30 persen. Itu angka relatif rendah sekali dibandingkan negara lain," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan utang luar negeri jangka pendek tetap stabil di sekitar 45 miliar dolar AS sejak 2013, yang berarti cadangan devisa dapat membiayai lebih dari 200 persen kewajiban utang eksternal jangka pendek. Jika dibandingkan dengan rasio cadangan devisa terhadap pembayaran utang luar negeri jangka pendek Filipina sebesar 500 persen, Indonesia masih tertinggal.

"Filipina sekarang super star, karena cadangan devisanya lima kali lipat. Risikonya kecil. Jadi kalau ada gejolak 'financial market', mereka tidak takut. Beda kalau di indonesia. Mereka (investor) prihatin cukup tidak cadangan devisanya," tuturnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: