Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Dunia: Eropa Harus Lakukan Reformasi untuk Pemulihan Ekonomi

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Bank Dunia menyatakan pertumbuhan Eropa menguat yang menandakan bahwa pemulihan ekonomi di benua biru tersebut mulai menggeliat, meski tetap muncul secara lambat dan dengan risiko yang dinilai signifikan.

Siaran pers Bank Dunia yang diterima di Jakarta, Jumat (29/5/2015), menyebutkan, untuk membuat pemulihan menjadi berkelanjutan, Eropa harus terus melanjutkan reformasi guna mempromosikan ekspor dan investasi, menciptakan lapangan kerja, dan melindungi mereka yang rentan.

Berdasarkan data Bank Dunia pertumbuhan ekonomi diprediksi terus meningkat di sepanjang kawasan Eropa, dari 0 persen pada tahun 2013 menjadi 1,3 persen pada 2014, dan selanjutnya menjadi 1,8 persen pada tahun 2015, serta kemudian diperkirakan menjadi 2,0 persen pada tahun 2016.

Kawasan Eropa Tengah dan Timur diperkirakan akan memiliki tingkat pertumbuhan di atas rata-rata kawasan Eropa pada umumnya, rata-rata 2,4 persen pada 2015. Hal itu dinilai karena negara-negara di kawasan tersebut memiliki tingkat konsumsi yang kokoh, tingkat pengembalian investasi yang baik, serta pertumbuhan ekspor yang bagus.

Menurut Direktur Negara Bank Dunia untuk Eropa Tengah dan Negara Baltik, Mamta Murthi, ekspor telah menjadi pendorong utama dari pertumbuhan ekonomi di negara-negara seperti Polandia, Bulgaria, dan Rumania. "Ini terjadi sebagian karena penanaman modal asing yang membantu negara-negara itu terintegrasi dengan rantai nilai global dan mendorong ekspor," katanya.

Namun, ujar dia, sebagaimana tingkat penanaman modal asing menurun setelah terjadinya krisis finansial global terdapat juga kebutuhan besar bagi negara-negara tersebut untuk fokus pada perbaikan iklim bisnis, meningkatkan keahlian, mendorong inovasi, berinvestasi pada infrastruktur, dan mengurangi hambatan regulasi.

Laporan Bank Dunia menyatakan bahwa memperkuat pertumbuhan dan perbaikan pada pasar tenaga kerja akan membatasi melonjaknya warga miskin, apalagi diperkirakan jumlah warga yang berisiko menjadi miskin meningkat di kawasan Eropa Tengah dan Timur sebagai hasil dari pertumbuhan yang melemah sejak krisis tahun 2008 lalu.

Dengan perkiraan pertumbuhan Eropa yang optimistis moderat, antara lain karena penurunan harga minyak dan pelonggaran finansial Bank Sentral Eropa, masih terdapat sejumlah risiko yang mesti dihindari, mencakup meningkatnya volatilitas pasar finansial di AS dan Uni Eropa hingga dampak negatif dari kondisi keuangan Yunani serta ketegangan geopolitik di Ukraina.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengundang para pengusaha bidang industri kakao untuk menanamkan modalnya di Tanah Air mengingat produksi biji kakao di Indonesia adalah terbesar ketiga di dunia. "Saya hadir di sini untuk mempertegas komitmen pemerintah Indonesia menjadi salah satu negara yang paling kompetitif untuk berinvestasi, khususnya di bidang industri kakao," kata Wapres di London, Jumat (15/5/2015) malam.

Wapres berada di London guna menghadiri makan malam bersama para pengusaha yang tergabung dalam Federasi Perdagangan Kakao atau The Federation of Cocoa Commerce. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: