Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar Melemah di Perdagangan Asia

Warta Ekonomi -

WE Online, Tokyo - Kurs dolar AS mengambil jeda sejenak di perdagangan Asia pada Jumat (29/5/2015), setelah naik tajam dipicu oleh ekspektasi kenaikan suku bunga AS tahun ini yang mendorongnya ke tingkat tertinggi 12-tahun terhadap yen.

Dalam perdagangan sore di Tokyo, dolar dibeli 123,69 yen, melemah dari 123,96 yen di New York pada Kamis sore, di mana unit AS sempat menyentuh 124,46 yen, tingkat tertinggi sejak Desember 2002.

Lonjakan tersebut menggarisbawahi meningkatnya harapan untuk Federal Reserve menaikkan suku bunga pada tahun ini, sementara bank sentral Jepang mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut untuk menopang ekonominya yang goyah.

"Fakta bahwa The Fed telah menunjukkan niat untuk menaikkan suku bunga dalam tahun ini telah berada di balik melemahnya yen," Juichi Wako, penyiasat senior di Nomura, mengatakan.

Kemungkinan kenaikan suku bunga -- yang cenderung meningkatkan permintaan untuk aset-aset dalam denominasi dolar -- telah meningkat menyusul data ekonomi AS yang positif dan komentar dari Ketua The Fed Janet Yellen pekan lalu bahwa suku bunga akan naik "di beberapa titik tahun ini".

Di Jepang, data pada Jumat menunjukkan pengeluaran rumah tangga secara tak terduga jatuh pada April, sementara inflasi dan produksi (output) pabrik juga lesu -- angka-angka mengecewakan cenderung mendorong pembicaraan bahwa bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ), akan mengumumkan stimulus lebih lanjut tahun ini.

"BoJ akan dipaksa untuk mengambil pelonggaran tambahan di beberapa titik tahun ini," Enrique Diaz-Alvarez, pejabat kepala risiko perusahaan jasa keuangan Ebury, mengatakan.

"Kami melihat aksi jual (dalam yen) meningkat pada kuartal keempat karena pasar tidak benar-benar bereaksi terhadap rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve sampai benar-benar hal itu terjadi," tambahnya.

Euro dibeli 1,0960 dolar dan 135,57 yen, terhadap 1,0947 dolar dan 135,70 yen di New York. Investor sedang memantau pembicaraan antara Yunani yang dililit utang dengan para kreditornya, yang menggantung di atas pertemuan para menteri keuangan negara-negara industri terkemuka Kelompok Tujuh (G7) di Jerman.

Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde, yang menghadiri pertemuan G7, dilaporkan memperingatkan potensi keluarnya Yunani dari 19 negara zona euro dan mengatakan skenario seperti itu tidak akan menjadi mudah "seperti berjalan-jalan di taman" untuk blok tersebut.

Investor semakin khawatir karena Yunani mendekati tenggat waktu minggu depan untuk membayar sebagian utangnya, tetapi dengan tidak ada uang tunai di bank dan kesepakatan reformasi dana talangan (bailout) tidak lebih dekat, ada kekhawatiran akan gagal bayar (default), yang pada gilirannya bisa melihatnya meninggalkan zona euro.

Dolar sebagian besar melemah terhadap mata uang Asia-Pasifik. Unit AS merosot menjadi 63,75 rupee India dari 63,85 rupee pada Kamis, menjadi 1,3468 dolar Singapura dari 1,3500 dolar Singapura, menjadi 13.216,00 rupiah Indonesia dari 13.222,50 rupiah, dan menjadi 44,56 peso Filipina dari 44,69 peso.

Greenback juga menurun menjadi 33,69 baht Thailand dari 33,80 baht dan menjadi 1.107,05 won Korea Selatan dari 1.108,97 won, sementara itu naik menjadi 30,65 dolar Taiwan dari 30,63 dolar Taiwan. Dolar Australia merosot menjadi 76,69 sen AS dari 76,88 sen AS, sementara yuan Tiongkok dibeli 19,94 yen, terhadap 19,98 yen.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: