Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Diprioritaskan Kelola Blok Rokan

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pemerintah akan memprioritaskan PT Pertamina (Persero) untuk mengelola Blok Rokan, Riau yang habis kontrak dengan PT Chevron Pacific Indonesia pada 2021.

Kepala Unit Pengendali Kinerja Kementerian ESDM Widhyawan Prawiraatmadja di Jakarta, Jumat (29/5/2015) mengatakan, sesuai Permen ESDM No 15 Tahun 2015, Chevron selaku kontraktor lama dan Pertamina memang bisa sama-sama mengajukan pengelolaan blok habis kontrak.

"Namun, pemerintah akan memprioritaskan pengelolaan blok habis kontrak ke Pertamina," ujarnya.

Menurut Widhyawan, semangat Permen ESDM 15/2015 adalah memprioritaskan Pertamina untuk mengelola blok-blok habis kontrak khususnya dengan produksi migas besar yang dikelola perusahaan asing sudah cukup lama.

"Sementara, untuk blok dengan produksi migas kecil dan kini dikelola perusahaan nasional, kemungkinan akan tetap diperpanjang," katanya.

Ia mengatakan, sampai saat ini, baik Chevron maupun Pertamina memang belum mengajukan permintaan pengelolaaan Blok Rokan. "Namun, keduanya (Pertamina dan Chevron) tentu akan mengajukan," ujarnya.

Berdasarkan data Ditjen Migas Kementerian ESDM, Blok Rokan kini merupakan blok dengan produksi minyak terbesar di Indonesia yakni 280.000 barel per hari. Cadangan minyak terbukti (proven/P1) di blok tersebut diperkirakan masih 1,17 miliar barel dan gas 77,13 miliar kaki kubik.

Dengan asumsi produksi minyak konstan 200.000 barel per hari, maka Blok Rokan baru habis 16 tahun lagi atau pada 2031. Sesuai data Ditjen Migas, Rokan merupakan satu dari 35 blok yang akan habis kontrak hingga 2025. Selain Rokan, blok besar lainnya antara lain Mahakam dengan operator Total E&P Indonesie yang habis kontrak pada 2018.

Saat ini, Mahakam memproduksi gas 1.500 BBTUD dan minyak 60.000 barel per hari. Untuk Mahakam, pemerintah sudah memutuskan Pertamina sebagai pengelola setelah 2018. Lalu, Blok Corridor dengan operator ConocoPhillips Grissik Ltd yang akan habis kontrak pada 2023. Blok Corridor kini memproduksi gas 1.000 BBTUD dan minyak 13.000 barel per hari.

Sementara, Blok South East Sumatera (SES) dengan operator CNOOC SES Ltd akan habis 2018. Produksi SES sekarang ini 32.000 barel minyak per hari. Sedangkan, Sanga-Sanga dengan operator Vico Indonesia habis 2018. Produksi Sanga-Sanga saat ini gas 240 BBTUD dan minyak 12.000 barel per hari.

Permen ESDM 15/2015 tentang Pengelolaan Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi yang Akan Berakhir Kontrak Kerja Samanya ditandatangani Menteri ESDM Sudirman Said pada pada 8 Mei 2015. Sesuai permen itu, pengelolaan blok habis kontrak dilakukan dengan tiga cara yakni dikelola Pertamina, diperpanjang ke kontraktor lama, atau dikelola bersama Pertamina dan kontraktor lama. Menteri ESDM akan menetapkan cara mana yang akan diambil. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: