Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menakar Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Bagian I)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Dua hari lalu, saat rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI di Senayan, Bank Indonesia akhirnya merevisi proyeksi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 menjadi 5,1 persen (yoy).

Sebelumnya, dalam beberapa kesempatan bank sentral masih menunjukkan optimisme ekonomi akan dapat melaju hingga 5,4 persen yang merupakan batas bawah prediksi awal BI yakni 5,4-5,8 persen (yoy).

"Untuk keseluruhan tahun 2015, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,1 persen (yoy), lebih baik dari tahun sebelumnya (5 persen)," kata Gubernur BI Agus Martowardojo.

Ekspektasi tinggi terhadap pemerintahan baru yang menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,7 persen (yoy) tampaknya sulit terpenuhi. Pada triwulan pertama 2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia ternyata mengalami kontraksi di mana hanya tumbuh 4,7 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 5,14 persen (yoy).

Pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekspor Indonesia seperti Tiongkok dan Jepang yang belum membaik dan harga minyak yang masih rendah, serta kinerja ekspor impor yang menurun, menjadi penyebab tidak maksimlanya kinerja ekonomi di triwulan I-2015, Dalam tiga kuartal ke depan, BI meyakini pertumbuhan ekonomi akan lebih baik dibandingkan triwulan pertama 2015. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua, ketiga, dan keempat 2015 masing-masing akan mencapai 4,9 persen (yoy), 5,3 persen (yoy) dan 5,4 persen (yoy).

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua 2015 dinilai akan terdorong oleh konsumsi pemerintah dan investasi pembangunan, sejalan dengan mulai meningkatnya implementasi proyek investasi pemerintah. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga akan didorong oleh kinerja ekspor yang mulai tumbuh positif.

Bank Indonesia juga menilai peningkatan kinerja ekonomi akan terus berlanjut pada triwulan ketiga dan keempat 2015 didukung oleh terus berlanjutnya peningkatan konsumsi dan investasi seiring dengan semakin meningkatnya realisasi fiskal oleh pemerintah, serta meningkatnya penyaluran kredit oleh perbankan.

"Semakin meningkatnya realisasi proyek-proyek infrastruktur pemerintah diperkirakan akan turut mendorong peningkatan investasi bangunan pada semester kedua 2015. Sementara itu, peningkatan penyaluran kredit perbankan seiring dengan pelonggaran kebijakan makroprudensial yang ditempuh Bank Indonesia diharapkan mampu mendorong peningkatan investasi swasta," ujar Agus.

Dari sisi eksternal, ekspor yang tumbuh meningkat secara gradual diyakini mampu mendorong perbaikan kinerja ekonomi pada semester kedua 2015. Ekspor diperkirakan membaik seiring dengan perbaikan ekonomi dunia. Namun demikian, potensi perbaikan ekspor lebih lanjut akan tertahan oleh harga komoditas yang diperkirakan masih rendah sejalan dengan masih rendahnya harga minyak dan permintaan Tiongkok.

Pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) A Tony Prasetiantono meminta pemerintah menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, kendati pada triwulan I-2015 masih tumbuh melambat.

Ia menuturkan, 5 persen merupakan batas psikologis dan apabila realisasi pertumbuhan ekonomi di bawah level itu, akan menimbulkan sentimen yang negatif bagi investor atau pebisnis.

Menurut Tony, tingkat pertumbuhan ekonomi di bawah lima persen dapat mengurangi kepercayaan (confidence) pasar dan pemerintah harus mengejar ketertinggalan tersebut di triwulan-triwulan berikutnya.

"Saya kira masih bisa lah walau kemarin hanya 4,7 persen, tapi memang ibaratnya pemerintahan ini kan masih baru, start-nya masih lambat. Ada kendala nomenklatur kementerian juga, mudah-mudahan masih bisa dikejar," kata Tony. (Ant) BERSAMBUNG

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: