Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menakar Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Bagian II)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Komisaris Independen Permata Bank itu juga menilai target pertumbuhan ekonomi 5,7 persen sebagaimana tercantum dalam APBN-P 2015 sudah tidak realistis lagi, karena ekonomi harus tumbuh jauh lebih tinggi di atas enam persen untuk dapat mengejar melambatnya pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan pertama.

"Jadi paling realistis ya kepala lima dan saya kira masih bisa karena biasanya spending di lebaran, dari sisi konsumsi naik, dan belanja pemerintah juga sudah mulai jalan. Tapi paling banter (paling tinggi) itu 5,2 persen untuk tahun ini, dengan harapan nanti di semester kedua digenjot ya," ujar Tony.

Pemerintah sendiri meyakini perekonomian Indonesia 2015 akan tumbuh di atas 5 persen namun tidak mencapai target sesuai APBN-P 2015. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro optimistis pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5,4 persen meskipun berbagai tekanan eksternal dan internal menyebabkan terjadinya perlambatan.

"Kami realistis melihat perkembangan triwulan satu kemarin dan (outlook) triwulan selanjutnya sehingga kami berpendapat outlook pertumbuhan ekonomi 2015 sebesar 5,4 persen," ujar Bambang.

Ia mengatakan, pemerintah akan mempercepat realisasi belanja modal yang diharapkan dapat memberikan kontribusi pada sektor investasi serta memperbaiki daya beli masyarakat dan menjaga inflasi agar konsumsi rumah tangga meningkat.

Menurut Bambang, kondisi dunia sedang mengalami perubahan dan semua terkoreksi ke bawah. Ia mengaku realistis melihat target pertumbuhan ekonomi, tetapi tetap optimistis mengikuti dinamika yang ada.

Namun, kondisi ekonomi global sendiri diprediksi akan mulai membaik pada 2016. Hal itu terlihat dari proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan perekonomian dunia bisa tumbuh pada kisaran 3,8 persen.

"Ada semacam optimisme untuk global, dan bagi kita kalau global membaik, tentunya beberapa negara ekonomi mengalami pertumbuhan meningkat. Mereka adalah trading partner kita. Mudah-mudahan ekspor dan investasi kembali membaik," kata Bambang.

Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Destry Damayanti juga mengungkapkan optimistismenya bahwa pertumbuhan ekonomi sepanjang 2015 masih bisa di atas 5 persen kendati pada triwulan I-2015 hanya tumbuh 4,7 persen.

"Saya masih yakin tahun ini di atas 5 persen. Sekarang boleh dikatakan pemerintah belum ngapa-ngapain aja, kita masih bisa tumbuh 4,7 persen," ujar Destry.

Destry meyakini, pada semester kedua proyek-proyek infrastruktur pemerintah bisa diakselerasi. Ia memprediksi pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2015 dapat mencapai 5,3 persen.

Menurut Destry, rendahnya pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan pertama 2015 memang disebabkan daya beli masyarakat masih relatif rendah karena masih merasa adanya ketidakpastian ekonomi. Dalam kondisi seperti ini, pelaku usaha juga relatif masih wait and see dan ragu-ragu apakah proyek-proyek pemerintah dapat terealisasi.

"Kita tidak bicara pemerintah harus sampai selesai proyek infrastrukturnya karena memang membutuhkan waktu, tapi market melihat jika ada progres saja misalnya pembebasan lahan yang dilakukan dengan baik, itu bisa memberikan confidence bagi para investor," kata Destry.

Ia juga menambahkan, investor asing masih menganggap ekonomi Indonesia masih punya ruang untuk tumbuh lebih tinggi. Saat ini, menurutnya mereka hanya masih melihat perkembangan realisasi proyek-proyek yang direncanakan pemerintah. (Ant) SELESAI

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: