Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK: Pertumbuhan Industri Keuangan Syariah Maju Pesat

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai perkembangan industri jasa keuangan syariah dalam dua dekade ini mengalami kemajuan dari berbagai aspek baik kelembagaan keuangan syariah, infrastruktur, regulasi, dan sistem pengawasan, maupun awareness dan literasi masyarakat terhadap layanan jasa keuangan syariah.

Data OJK mencatat bahwa sampai akhir Desember 2014 industri perbankan syariah terdiri dari 12 bank umum syariah, 22 unit usaha syariah yang dimiliki bank umum konvensional, dan 163 BPRS. "Total asetnya mencapai Rp 272,34 triliun dengan pangsa pasar 4,88%," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad di Jakarta, Senin (1/6/2015).

Sementara itu, lanjut dia, jumlah pelaku industri keuangan nonbank (IKNB) syariah ada 98 lembaga di luar LKM yang terdiri atas usaha jasa takaful (asuransi syariah) yang mengelola aset Rp 22,36 triliun. Kemudian usaha pembiayaan syariah yang mengelola aset sebesar Rp 23,29 triliun, serta lembaga keuangan syariah lainnya dengan aset senilai Rp 12,86 triliun.

"Secara keseluruhan pangsa pasar IKNB syariah telah mencapai 3,93% dibanding total aset IKNB secara umum," tukas Muliaman.

Adapun pasar modal syariah, sampai akhir Maret 2015 total saham syariah yang diperdagangkan di pasar modal syariah mencapai Rp 2.946,89 triliun. Sementara sukuk korporasi yang diperdagangkan mencapai nilai Rp 7,1 triliun dan reksa dana syariah sebesar Rp 11,16 triliun. Sedangkan, sukuk negara (SBSN) yang diterbitkan pemerintah senilai Rp 208,4 triliun.

Meski begitu, menurut Muliaman, setelah mengalami pertumbuhan yang tinggi di tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2014 yang lalu sektor jasa keuangan syariah menghadapi tantangan berupa perlambatan ekonomi.

"Tantangan industri keuangan pada tahun ini juga tidak mudah mengingat lingkungan ekonomi global belum menunjukkan pemulihan yang signifikan bahkan menghadapi tantangan baru dari pergerakan harga minyak," imbuh dia.

Namun, dia meyakini perekonomian domestik akan terus membaik sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam memperbaiki postur fiskal dan kebijakan pembangunan infrastruktur serta proyek prioritas pemerintah lainnya. "Industri keuangan syariah harus dapat memanfaatkan dinamika ekonomi domestik ini dan mengambil peran yang lebih besar dalam pembangunan nasional," ucapnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: