Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DPR: Penghargaan Dunia Penyiaran Harus Jadi Sistem

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddik menyatakan, penghargaan dunia penyiaran harus menjadi bagian dari sistem penyiaran nasional.

"Saat ini ada dua program penghargaan untuk dunia penyiaran khususnya terhadap isi suaran, yaitu KPI Award dan Panasonic Gobel Award," katanya dalam pernyataan pers di Jakarta, Selasa (2/6/2015).

Sia mengatakan, penghargaan ini penting untuk mendorong perkembangan dunia penyiaran nasional. "Tentu saja penghargaan ini harus jadi bagian dari sistem penyiaran nasional yg diatur oleh UU Penyiaran," katanya. Salah satu tujuannya adalah mengembangkan isi siaran yang sehat dan ikut membangun otientasi dan preferensi masyarakat terhadap isi siaran yang baik.

"Maka penting bagi pihak manapun yang akan memberikan penghargaan untuk berkoordinasi dgn Kemenkominfo dan KPI sebagai pemangku kepentingan dalam pengaturan siaran," katanya.

Jika tidak, kata politisi PKS ini, dikhawatirkan penghargaan hanya akan mewakili kepentingan industri yang lebih sering mengacu kepada orientasi "rating" (peringkat). "Sementara 'rating' siaran saat ini masih dimonopoli oleh satu lembaga survei swasta saja," katanya.

Sebelumnya, Mahfudz Siddik mengkritik penyelenggaraan Panasonic Gobel Award karena beberapa nominasi pemenang justru acara di televisi yang telah mendapat sanksi dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

"Kamis malam lalu telah digelar Panasonic Gobel Award sebagai ajang penghargaan tahunan terhadap program siaran televisi nasional," katanya.

Perhelatan ini, kata dia, punya gengsi dan sudah berlangsung selama belasan tahun serta ada nama besar Gobel di balik Panasonic. "Namun mengejutkan sekali menyaksikan nominasi program-program acara yang dihasilkan dan pemenang yang diumumkan dalam Panasonic Gobel Award," katanya.

Hal itu karena banyak program tersebut justru acara yang telah mendapat sanksi dari KPI karena isi tayangannya melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS).

"Coba bayangkan ada program YKS yang sudah diberhentikan KPI tapi masuk nominasi. Ada program sinetron '7 Manusia Serigala' yang ditegur keras KPI malah jadi pemenang," katanya.

Lebih ironis lagi program "Pesbuker" yang pernah diberhentikan sementara oleh KPI juga menjadi pemenang. "Maka tak heran bila Panasonic Gobel Award kali ini mendapat reaksi negatif dari masyarakat," katanya.

Dengan mengacu kepada survei rating dari AC Nielsen untuk nominasi dan sms masyarakat untuk penentuan pemenang, Panasonic Gobel Award bisa dituduh banyak pihak lebih sebagai agen industri dan pembenaran terhadap selera rendah sebagian masyarakat.

Apalagi, kata politisi PKS ini, Panasonic Gobel Award tidak melibatkan KPI sebagai lembaga yang oleh UU Penyiaran diberikan otoritas penilaian dan pengawasan isi siaran. "Dan yang lebih serius penilaian yang dilakukan Panasonic Gobel Award ada yang bertabrakan dengan arah dan tujuan penyiaran nasional yg selama ini diatur dalam UU Penyiaran," katanya.

Jadi, menurut dia, jika Panasonic Gobel Award tidak bisa dan tidak mau melakukan perbaikan dalam sistem penilaian dan memperhatikan sungguh-sungguh UU Penyiaran maka sebaiknya dihentikan saja. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: