Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BCA Kembali Gelar Turnamen Bulutangkis 'Indonesia Open Supeseries'

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Perhelatan akbar BCA Indonesia Open Superseries Premier 2015 akan segera dimulai pada 2 – 7 Juni mendatang. Pemain papan atas dunia pun perlahan mulai berdatangan ke ibu kota tanah air, Jakarta. Istora Senayan kembali akan menjadi saksi bisu persaingan ketat turnamen yang kali ini menawarkan hadiah total Rp 10 Miliar, hadiah terbesar sepanjang penyelenggaraan Indonesia Open.

Dukungan pendukung merah putih di Istora nantinya tentu akan menjadi nilai tersendiri bagi para atlet yang berlaga. Memiliki supporter yang terkenal dengan fanatisme dan kemeriahan di arena, tentu akan menjadi motivasi tambahan bagi atlet yang berlaga.

"Sebagai sponsor, BCA bangga menyajikan kembali kepada masyarakat Indonesia turnamen yang bergengsi yang sudah dinantikan oleh para pecinta bulu tangkis. Kami ingin memberikan sebuah pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap pemain yang akan bertanding maupun para penonton yang akan hadir di Istora,”" ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja.

Djarum Foundation yang juga senantiasa mendukung perhelatan pertandingan bergengsi ini menyatakan kesiapannya menjelang hari pertandingan. "Segala persiapan sudah dilakukan dan semoga acara nanti bisa berjalan dengan lancar tanpa kekurangan suatu apapun. Kami siap menyambut para pebulutangkis dan pecinta bulu tangkis untuk hadir
langsung dan turut memeriahkan Istora," ujar Manager Komunikasi Bakti Olahraga Djarum Foundation, Budi Darmawan.

"Terimakasih kepada BWF yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk melaksanakan turnamen BIOSSP untuk yang keempat kalinya. Secara keseluruhan, turnamen BIOSSP ini sudah siap digelar. Kami berharap turnamen ini dapat menyuguhkan tontonan yang menarik bagi masyarakat Indonesia dan juga dapat memotivasi masyarakat untuk menjadikan bulutangkis sebagai olahraga pilihan,” papar Anton Wibowo, Sekjen PP PBSI yang juga merangkap sebagai ketua panitia pelaksana BIOSSP.

Semoga dengan semakin spektakulernya hadiah yang diperebutkan dan penyelenggaraan yang kerap mendapat penghargaan sebagai penyelenggaraan turnamen terbaik dunia versi Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) besar harapan agar hal ini bisa diiringi dengan suksesnya pebulutangkis tanah air di rumah sendiri.

"Persiapan untuk BIOSSP kali ini sudah mendekati maksimal, dan kami mengandalkan sektor ganda putra  dan ganda campuran untuk bisa meraih gelar, ditambah dengan performa para atlet yang cukup menjanjikan. Kami berharap minimal bisa meraih gelar di sektor ini. Kami berharap para atlet bisa menampilkan performa terbaiknya dan bisa mendapat pengalaman dari turnamen ini," ujar Rexy Mainaky.

Bagi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Istora menjadi tempat tersendiri yang belum mereka taklukan. Dua tahun lalu, pasangan yang akrab disapa Owi/Butet ini harus rela berada di posisi runner up, sementara tahun lalu mereka bahkan harus rela terhenti di babak semifinal.

Selain Owi/Butet, Indonesia pun tentu bisa berharap ganda lainnya seperti Riky Widianto/Richi Puspita Dili dan Praveen Jordan/Debby Susanto untuk unjuk kebolehan di lapangan Istora. Di sisi lain, dua ganda muda Indonesia pun cukup menjanjikan, Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja, serta kembalinya Alfian Eko Prasetyo berpasanga dengan Annisa Saufika diharapkan mampu menampilkan kebolehan mereka di pentas dunia ini.

Selain di ganda campuran, peluang merah putih untuk merebut gelar ada di pundak unggulan ganda putra. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan tentu ingin kembali meraih kejayaannya di Istora setelah tahun lalu kandas di partai puncak.

Mereka pun tak sendiri, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwandi yang berhasil meraih gelar di Singapore Open Superseries pun bisa menjadi amunisi tambahan bagi merah putih. Dan tentu tak terlalu muluk jika kita pun bisa berharap kejutan dari duet Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, dan Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf.

Sedangkan di nomor ganda putri, penampilan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari setelah berhasil meraih emas Asian Games 2014 tentu sangat dinantikan. Mereka akan menjadi pemimpin bagi para juniornya untuk kembali membuat sejarah, dimana sektor ini terakhir menyumbangkan gelar adalah di tahun 2008 lalu melalui duet Liliyana Natsir/Vita Marissa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: