Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Musim Kemarau Sebabkan Puluhan Hektar Tanaman Padi di Kudus Gagal Panen

Warta Ekonomi -

WE Online, Kudus - Pemerintah Kabupaten Kudus Jawa Tengah mengungkapkan sekitar 20 hektare tanaman padi di Kecamatan Mejobo mengalami puso atau gagal panen akibat kekeringan.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Kudus Budi Santosa di Kudus, Senin (29/6/2015), untuk sementara areal sawah yang mengalami puso akibat kekeringan baru diketahui di Desa Hadiwarno Kecamatan Mejobo.

Usia tanaman padi yang mengalami puso tersebut, kata dia, sekitar 55 hari. Di desa itu, kata dia, saluran irigasinya memang tidak ada airnya sehingga petani setempat harus mengairi sawahnya dengan mengandalkan sumur pantek. Sementara di Desa Gondoarum Kecamatan Jekulo, kata dia, terdapat sekitar 72 hektare tanaman jagung yang juga mengalami puso. Usia tanaman jagung tersebut, kata dia, berkisar 60-70 hari.

"Terkait keluhan petani setempat karena tidak menerima pasokan air irigasi, akan dikoordinasikan dengan instansi terkait," ujarnya.

Kasus tanaman padi puso di Desa Hadiwarno, kata dia, selama 30 tahun terakhir baru terjadi sekarang karena sebelumnya tidak pernah terjadi.

Mantan Pengurus Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Desa Hadiwarno M Komarin mengakui kasus tanaman padi puso di desa itu baru kali ini terjadi karena selama ini setiap musim tanam kedua hasil tanaman padinya cukup bagus.

Untuk antisipasi pasokan air irigasi yang tidak tersedia, kata dia, masing-masing petani memang membuat sumur pantek. "Saya juga memiliki sumur pantek dengan kedalaman 40 meter," ujarnya.

Agar tidak mengalami puso, kata dia, pada usia 40 hari perlu suplai air. Untuk mengoperasikan mesin pompa air, kata dia, dalam sehari dibutuhkan solar hingga Rp80 ribu untuk mengairi areal sawah seluas tiga kotak.

"Hasilnya memang cukup memuaskan karena terhindar dari ancaman puso," ujarnya.

Nasib berbeda dialami petani lainnya, Sodikin yang mengakui sudah tiga kali mengairi sawahnya dari sumur pantek, namun tanamannya tetap mengalami puso. Seharusnya, kata dia, pada musim tanam kedua seperti sekarang saluran irigasi masih mengalirkan air, namun kali ini tidak.

Akibatnya, lanjut dia, tanaman padi seluas 1.200 meter mengalami puso dengan nilai kerugian untuk biaya tanam sekitar Rp1,5 juta. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: