Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saling Jatuhkan Jelang 'Reshuffle'? (Bagian II)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Sekretaris Jenderal DPP Partai Nasdem Patrice Rio Capella mengungkapkan bahwa bisa saja Koalisi Merah Putih bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat untuk sama-sama duduk di Kabinet Kerja-nya Jokowi-Jusuf Kalla.

"Koalisi Merah Putih bisa masuk Kabinet Kerja," kata Patrice Rio Capella baru-baru ini. Kok tiba-tiba ada gagasan untuk memadukan atau menyatukan kedua kelompok ini? Pemerintah masih menghadapi kesulitan jika mau membawa sebuah masalah ke Dewan Perwakilan Rakyat alias DPR, karena Senayan dikuasai Koalisi Merah Putih sehingga misalnya apabila ada rancangan undang-undang versi pemerintah maka dengan mudah bisa "diganjal" atau dihalangi oleh KMP. Tentu saja, hal itu bisa menghambat program kerja pemerintah termasuk rakyat.

Karena itu, tidak heran kini muncul gagasan supaya Golkar dan kawan-kawan bisa bergaung dengan PDIP, Nasdem dan lain-lainnya dalam kabinetnya Jokowi-Jusuf Kalla. Peluang ini semakin terangkat terutama setelah masyarakat melihat bahwa Jokowi yang merupakan kader PDIP telah bertemu beberapa kali dengan Prabowo Subianto yang merupakan Ketua Umum DPP Partai Gerindra untuk membahas masalah-masalah penting di negara ni.

Apa untungnya jika kedua kelompok ini bersatu? Jika kedua kelompok ini bersatu, maka pemerintah yang dikuasai KIH bisa dengan mudah membawa persoalan mereka untuk dibahas di Senayan. Sementara itu, KMP bisa menempatkan beberapa kadernya di Kabinet Kerja sehingga bisa disebut tidak ada lagi kelompok "oposisi" di Tanah Air. Dengan demikian bisa dihilangkan sementara waktu "perkelahian" atau perseteruan di antara kedua kelompok ini.

Namun tentu saja, latar belakang gagasan bergabungnya KMP bersama KIH dalam Kabinet Kerja masih perlu dipelajari lebih dalam lagi terutama karena masing-masing kelompok mempunyai pemikirannya masing-masing atau target politik yang berbeda- beda sehingga tidak mudah dipersatukan.

Rakyat pada dasarnya tidak mempersoalkan atau mempertanyakan partai-partai politik mana saja yang duduk dalam pemerintahan atau kabinet atau siapa yang menjadi oposan. Yang paling pokok bagi orang awam adalah karena sebagian besar mereka hanya lulusan SD atau yang sejenisnya adalah kehidupan sehari-hari mereka tercukupi, anak-anak mereka bisa sekolah setinggi mungkin dan tidak ada resesi atau yang sejenisnya.

Rakyat biasa tidak ingin dipusingkan siapa yang menguasai pemerintah atau sebaliknya siapa yang menjadi lawan atau kelompok oposisi, tidak ada lagi korupsi atau gratifikasi, tidak ada lagi tawuran, atau kejahatan yang membahayakan jika orang-orang kecil.

Karena itu, masyarakat cuma bisa berharap yang menjadi menteri adalah orang-orang yang terbaik, serta wakil-wakil rakyat yang duduk di Senayan memang benar-benar mampu menjadi utusan rakyat di parlemen dan tidak melakukan KKN lagi. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: