Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat: Banyak Hal yang Harus Dibenahi Polri

Warta Ekonomi -

WE Online, Kupang - Pengamat Hukum dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Dr. Karolus Kopong Medan menilai, masih banyak hal yang harus dibenahi dalam tubuh Polri, terutama terkait berbagai hal yang dapat menyentuh kepentingan masyarakat.

"Masih banyak hal yang harus dibenahi agar ke depannya Polri bisa dianggap sebagai sahabat masyarakat," katanya, di Kupang, Rabu (1/7/2015), bertepatan dengan 1 Juli sebagai Hari Ulang Tahun Polri (HUT Bhayangkara) yang ke-69.

Seperti juga pelayanan dan ketertiban masyarakat, penanganan kasus, dan terkait rekruitmen Polri yang masih terdengar wacana terjadi pungutan liar untuk masuk menjadi anggota Polri, katanya. Menurutnya, salah satu hal yang paling disorot selama ini terkait penanganan sejumlah kasus kejahatan yang masih diselesaikan secara tersembunyi, tanpa adanya transparansi agar masyarakat juga dapat mengetahuinya.

Ia menambahkan, ada beberapa kasus yang terjadi belakangan ini membuat citra polisi kurang terpuji di mata masyarakat, antara lain adanya bentrok antaraparat, pemerasan oleh aparat, aparat terlibat narkoba, penyiksaan terhadap tersangka atau tahanan, aparat terlibat korupsi dan suap, terlibat perselingkuhan dan pornografi, dan masih banyak lagi deretan kasus yang melibatkan aparat kepolisian.

"Catatan-catatan buram tersebut membutuhkan kerja keras Polri sendiri untuk membenahi institusi Polri ke depan, termasukk pembenahan kinerja dan perilaku aparat kepolisian secara individual," ujarnya.

Ia sendiri menghargai berbagai upaya yang telah dilakukan untuk mereformasi birokrasi pelayanan di tubuh polri. Langkah itu, katanya, dapat dilihat dari empat tekad unggulan yg akan diupayakan ke depan dalam rangka memperbaiki kinerja dan perilaku polisi.

Keempat tekad unggulan itu adalah respon cepat patroli Samapta, transparansi pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), transparansi pelayanan penyidikan tindak pidana, dan transparansi rekruitman personil Polri.

Keempat tekad unggulan tersebut, lanjutnya, sesungguhnya merupakan respon atas berbagai kritik yang dilontarkan atas kinerja dan perilaku Polri yang masih belum cukup baik selama ini, terutama dalam bidang-bidang kegiatan tersebut.

"Sekalipun tekad-tekad unggulan tersebut sudah dan sedang digelorakan untuk perbaikan kinerja dan perilaku Polri ke depan, namun patut kita akui juga bahwa kinerja dan perilaku Polri selama ini masih belum sebaik sebagaimana harapan seluruh warga bangsa ini," tukasnya.

Sementara itu, ketika ditanya terkait kinerja Polri khususnya Polda NTT sendiri, dosen luar biasa di sejumlah PTS di NTT, dan Universidade Dili (Undil) di Timor Leste ini juga mengharapkan polisi selalu hadir dalam setiap sisi kehidupan masyarakat yang membutuhkan bantuan.

Masyarakat butuh respon cepat ketika ada masalah gangguan keamanan, ketika kasus kejahatan terjadi, dan ketika ada kemacetan di jalan raya, katanya.

"Perilaku seorang anggota Polisi menjadi sangat tidak terpuji ketika hadir sebagai pihak yang menakutkan dan menggelisahkan masyarakat. Masyarakat sesungguhnya butuh pengayoman dan perlindungan, tetapi bukan itu yang mereka dapatkan dari polisi, maka mereka akan bertindak antipati," tegasnya.

Ia menambahkan, saat ini prestasi Polda NTT yang ditunggu oleh masyarakat selama ini adalah tuntasnya kasus Obaja Kupang, kasus Usnat TTU, dan kasus 'human trafficking' yang melibatkan sejumlah aparat kepolisian di Polda NTT.

"Apabila kasus-kasus yang melibatkan aparat Kepolisian itu ditangani dengan baik, maka saya yakin tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri, khususnya kepada Polda NTT pelan-pelan akan terus meningkat," demikian Karolus. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: