Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina-Pupuk Indonesia Kembangkan Petrokimia

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - PT Pertamina (Persero) dan PT Pupuk Indonesia (Persero) bekerja sama untuk mengembangkan pabrik petrokimia melalui penandatanganan nota kesepahaman antara kedua perusahaan.

"Kerja sama pagi hari ini antara Pertamina dan Pupuk Indonesia, kita melihat adanya potensi bahwa Pertamina harus segera mengembangkan hilirisasi antara lain pengembangan petrokimia," kata Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soejipto dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman PT Pertamina (Persero) dengan PT Pelayaran Nasional Indonesia atau Pelni (Persero) dan PT Pupuk Indonesia (Persero), Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (1/7/2015).

Selain kajian potensi bisnis pengembangan pabrik petrokimia berbasis gas dan batu bara, kedua perusahaan juga bekerja sama dalam kajian sinergi dan pertukaran pengetahuan terkait "Engineering, Procurement, Construction" (EPC) dan jasa "Operations and Maintenance".

Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno. Ia mengatakan kerja sama itu antara lain melalui kajian pengembangan pabrik metanol di Pulau Bunyu, Kalimantan Timur.

"Minggu lalu ke Pulau Bunyu dan kilang methanol tidak jalan karena pupuknya tidak ada, dengan adanya kerja sama ini kita bisa gerakkan lagi," ujarnya.

Ia mengatakan pengembangan kilang tersebut ditujukan untuk membangun kedaulatan energi dalam negeri. Menurutnya, pengembangan pabrik petrokimia sangat penting karena hingga saat ini suplai bahan baku petrokimia masih mengandalkan impor.

"Kalau kita apa namanya membahasakannya selalu impor, maka kita bisa mandiri," tuturnya.

Pengembangan pabrik petrokimia, lanjutnya, tidak hanya berdampak pada penguatan rantai pasok dari hulu ke hilir, tetapi juga berdampak positif bagi perekonomian nasional dengan mendorong pertumbuhan ekonomi, penghasil devisa dan menyerap tenaga kerja.

Ia mengatakan PT Rekayasa Industri, anak perusahaan PT Pupuk Indonesia, memiliki pengalaman dalam pengembangan pabrik petrokimia.

"Jadi, dengan kerja sama ini, maka Rekayasa Industri akan mendapatkan penugasan-penugasan untuk menyelesaikan itu," ujarnya.

Ia mengatakan nota kesepahaman tersebut berlaku satu tahun sejak ditandatangani dan dapat diperpanjang sesuai kesepakan tertulis para pihak terkait.

"Indonesia hingga saat ini masih belum bisa mandiri untuk memenuhi produk-produk petrokimia yang menjadi kebutuhan industri nasional. Semoga sinergi dari dua perusahaan yang berada di bawah naungan Kementerian BUMN ini mampu memberikan manfaat dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional melalui penguatan industri petrokimia," katanya.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Arifin Tasrif mengatakan dalam rangka sinergi BUMN, PT Pupuk Indonesia dan PT Pertamina akan membentuk suatu kelompok kerja atau "joint working team" yang terdiri dari personel dari masing-masing pihak dengan latar belakang fungsional antara lain di bidang teknik/operasional, keuangan dan komersial.

Kelompok kerja tersebut akan melingkupi kajian terkait potensi bisnis yang mencakup segi teknis, komersial dan keuangan terhadap rencana pengembangan pabrik petrokimia berbasis gas dan batu bara.

Kemudian, ruang lingkup kerja sama kedua perusahaan juga untuk melakukan kajian terkait sinergi di bidang EPC dan jasa "operation and maintenance" yang dapat dilakukan melalui optimalisasi aset dan atau akuisisi saham PT Rekayasa Industri.

Selain itu, tim kerja tersebut akan melakukan pertukaran pengetahuan ("knowledge sharing") yang dapat dilakukan melalui konsultasi dari para pihak maupun afiliasinya serta membuat laporan yang berisi kajian-kajian yang dilakukan dalam bentuk kesimpulan dan atau rekomendasi dari hasil kajian bersama.

Potensi pengembangan pabrik petrokimia tersebut antara lain pabrik gas di Teluk Bintuni, Papua, pabrik metanol di Pulau Bunyu, Kaliman Timur dan pabrik gas di Cepu, Jawa Timur. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: