WE Online, Simalungun - Perubahan iklim ekstrem menjadi panas dalam beberapa bulan ini belum berdampak besar pada tanaman komoditi di wilayah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, yang berhawa dingin khususnya bagian atas.
Kepala Dinas Pertanian Simalungun, Jan Posman Purba, Kamis (2/7/2015) mengatakan, sampai kemarin pihaknya belum mendapat laporan atau keluhan rusaknya tanaman petani.
"Khususnya tanaman padi, karena kita telah melakukan antisipasi dini, dengan menyiapkan obat-obatan anti hama dan sumur bor," kata Jan Posman.
Dia mengakui tingginya panas memberikan dampak kering pada tanaman, tetapi yang lebih mendapat perhatian cuaca seperti ini membantu populasi serangga berkembang biak. Sedangkan di wilayah Simalungun, banyak sungai dan mata air sehingga dapat dimanfaatkan untuk pendinginan tanaman.
Dia juga telah menginstruksikan petugas pertanian di unit pelaksana teknis dinas di kecamatan untuk melakukan pemantauan dan tindakan pencegahan, jika ditemukan kasus. Dinas Pertanian mengimbau kepada para petani segera melaporkan permasalahan tanamannya kepada petugas lapangan, untuk dilakukan tindakan.
Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Dolok Silou, Umum Tarigan mengakui tanaman sayur mayur, nenas, kopi dan jeruk tumbuh dengan subur.
"Masih bagus, hanya saja kami harus lebih sering merawat tanaman supaya tanaman tidak kekeringan, apalagi kecamatan ini berbatasan dengan Kabupaten Karo," kata Umum.
Dia juga menegaskan, abu vulkanik Gunung Sinabung belum sampai ke daerah ini sehingga tidak mengganggu tanaman komiditi, kecuali berdampak pada intensitas hujan. "Biasanya daerah kami tetap turun hujan, tetapi kalau Gunung Sinabung erupsi hujan jarang turun," kata Umum. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Achmad Fauzi
Tag Terkait:
Advertisement
