Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sutiyoso: Saya Diminta Presiden Benahi BIN

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengharapkan ada pembenahan organisasi Badan Intelijen Negara setelah ada pimpinan baru.

"Ini adalah petunjuk awal saya sebagai calon KaBIN, beliau memantau bahwa kami berdua calon kaBIN dan panglima TNI sudah lolos di fit and proper DPR," kata Calon Kepala BIN Sutiyoso usia diterima Presiden di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Kamis (2/7/2015).

Sutiyoso yang baru saja menjalani uji kelayakan dan kepatutan di DPR RI beberapa hari lalu mengatakan Presiden Joko Widodo memintanya untuk bisa melakukan pembenahan organisasi menghadapi tantangan saat ini dan masa mendatang.

"Pertama saya diberi tugas untuk membenahi BIN yang ada sekarang, baik menyangkut masalah struktur organisasi, apakah itu sudah cukup menjawab tantangan jaman karena BIN itu sangat luas.

Mantan Pangdam Jaya dan Gubernur DKI itu mengatakan dengan ruang lingkup kerja yang ada maka dibutuhkan 5.000 orang. "Saat ini ada 1.975 personel, jadi kami akan rekrut 1.000 orang dengan kualifikasi dari berbagai disiplin ilmu," katanya.

Ditambahkannya, "Yang kedua, masalah personel apakah kualitas personel sudah sesuai dengan pembidangan nah pastinya kmi akan menyekolahkan mereka lagi ada yang kami targetkan sampai pascasarjana.." Hal lain yang menjadi perhatian Presiden adalah terkait kelengkapan dan penggunaan teknologi informasi yang dimiliki BIN saat ini.

"Penggunaan IT, teknologi komunikasi yang sudah sangat canggih kalau kita tidak punya alat yang super canggih kita akan jebol terus, disadap termasuk pengalaman kita yang lalu, komunikasi Presiden dan pejabat tinggi negara disadap, dan ini bisa kami proteksi, komunikasi pejabat tinggi kita," katanya.

Presiden juga memberikan perhatian pada potensi ancaman terorisme dan meminta BIN untuk terus mengantisipasinya.

"Beliau juga 'concern' terhadap maraknya aksi terorisme, baru-baru ini kan ada di Paris, Kenya, Turki, itu kita harus waspada agar hal ini tidak terjadi di tempat kita," paparnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: