Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Sukuk Mulai Diminati Perbankan Syariah

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan perkembangan industri keuangan syariah Indonesia telah berkembang pesat selama dua dekade terakhir ini.

Tonggak sejarahnya dimulai sejak pendirian bank syariah pertama pada tahun 1992 yang dilanjutkan dengan berlakunya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Desember 2003 yang mengharamkan bunga bank sampai dengan disahkannya Undang-Undang Perbankan Syariah dan Undang-Undang Sukuk pada tahun 2008.

Perkembangan dunia perbankan syariah yang pesat di tanah air tersebut juga ditandai dengan telah berdirinya 12 Bank Umum Syariah, 22 Unit Usaha Syariah dan 162 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dengan jumlah kantor mencapai 2891 yang tersebar di seluruh Indonesia.

Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto mengatakan, selain perbankan syariah, prospek pasar keuangan syariah sebagai bagian dari industri keuangan syariah juga tumbuh sangat menjanjikan di Indonesia.

"Sampai dengan Mei 2015, total emisi Sukuk telah mencapai Rp13,57 triliun. Tidak hanya Sukuk yang diterbitkan oleh pemerintah, inisiatif sektor swasta dan BUMN dalam penerbitan Sukuk di Indonesia telah tampak saat Indosat melakukan penerbitan sukuk pada tahun 2002 dengan nilai sebesar Rp175 miliar," ujar Erwin di Jakarta, Kamis (2/7/2015).

Bahkan lanjut dia, saat ini perusahaan ritel, gas dan pembiayaan juga telah menerbitkan Sukuk. Sementara dari dunia keuangan, beberapa bank seperti Bank Muamalat dan BNI syariah juga mulai aktif menerbitkan Sukuk.

"Perkembangan positif ini tentu kita syukuri bersama karena menunjukkan minat masyarakat, dunia usaha dan pemerintah yang semakin tinggi untuk mendorong pertumbuhan industri keuangan syariah di Tanah air," sahutnya.

Meski begitu, di tengah pencapaian yang cukup membanggakan tersebut, industri keuangan syariah juga perlu terus berbenah karena tantangan yang akan dihadapi kedepan tidak akan semakin mudah.

Dari sisi makro, perekonomian domestik tengah dihadapkan oleh permasalahan yang pelik dengan adanya perlambatan ekonomi yang diikuti oleh pelemahan nilai tukar.

"Sementara itu dari sisi mikro, pengelolaan likuiditas dalam dunia keuangan syariah merupakan salah satu tantangan yang paling mengemuka," pungkas Erwin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: