Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar Tertekan di Perdagangan Asia

Warta Ekonomi -

WE Online, Tokyo - Kurs dolar tertekan di perdagangan Asia, Jumat (3/7/2015), menyusul laporan pekerjaan AS bervariasi yang telah membuat investor mempertanyakan kemungkinan kenaikan suku bunga September, sementara euro sedikit berubah jelang referendum dana talangan Yunani akhir pekan ini.

Pada perdagangan sore di Tokyo, greenback dibeli 123,13 yen, sedikit naik dari 123,07 yen di New York pada Kamis sore, tetapi turun dari 123,54 yen pada Kamis pagi di Asia. Euro tertahan di 1,1091 dolar dan 136,56 yen dari 1,1086 dolar dan 136,43 yen.

Departemen Tenaga Kerja AS, Kamis, mengatakan bahwa ekonomi utama dunia itu menambahkan 223.000 pekerjaan pada Juni, tetapi pendapatan rata-rata per jam datar dibandingkan dengan Mei. Departemen tenaga kerja juga menurunkan perkiraan untuk pertumbuhan pekerjaan pada April dan Mei. Angka yang kuat akan mengangkat harapan bahwa Federal Reserve akan segera menaikkan suku bunganya.

"Data ini tidak menunjukkan pasar hanya akan menumpuk di dolar ... Itu hanya lebih mengarah ke konsolidasi pada level saat ini," Lennon Sweeting, dealer di USForex Inc, mengatakan kepada Bloomberg News.

Tetapi Ernie Cecilia, kepala investasi di Bryn Mawr Trust yang berbasis di AS, mengatakan angka tenaga kerja akan sedikit mengubah kemungkinan tingkat suku bunga Fed naik tahun ini, yang merupakan nilai tambah bagi dolar.

"The Fed akan menaikkan suku pada paruh kedua tahun ini dan saya berpikir dolar akan tetap relatif kuat," katanya.

Warga Yunani akan pergi ke tempat pemungutan suara pada Minggu untuk memutuskan apakah "ya" atau "tidak" untuk menerima proposal dana talangan atau bailout para kreditor, sebuah pemungutan suara yang para pemimpin Eropa telah peringatkan akan menentukan Athena keluar atau tetap di zona euro.

Perdana Menteri Alexis Tsipras menghentikan perundingan reformasi utang minggu lalu dan menyerukan plebisit (pemungutan suara) -- menuntun negara itu gagal bayar (default) pada pembayaran pinjamannya Selasa.

"Pasar bereaksi spontan untuk 'ya' yang akan positif bagi euro," Ray Attrill, kepala strategi valas global National Australia Bank, mengatakan dalam sebuah komentar.

"Dalam hal 'tidak' pasar akan -- dalam pandangan kami -- melompat ke kesimpulan bahwa keluarnya Yunani dari zona euro bergeser dari mungkin ke kemungkinan, dan bahwa pemutusan bantuan penyelamatan dari (Bank Sentral Eropa) kepada sistem perbankan Yunani akan menjadi mekanisme yang menentukan proses ini terhenti."

Dolar sebagian besar melemah terhadap mata uang Asia-Pasifik. Unit AS melemah menjadi 13.306 rupiah Indonesia dari 13.352 rupiah pada Kamis, menjadi 1,3499 dolar Singapura dari 1,3516 dolar Singapura, menjadi 45,11 peso Filipina dari 45,19 peso, dan menjadi 1.120,83 won Korea dari 1.123,18 won.

Greenback juga turun menjadi 30,88 dolar Taiwan dari 30,91 dolar Taiwan dan menjadi 63,37 rupee India dari 63,60 rupee, sementara itu tidak berubah pada 33,78 baht Thailand. Dolar Australia melemah menjadi 75,84 sen AS dari 76,47 sen AS setelah negara itu melaporkan data penjualan ritel yang lebih lemah dari perkiraan, sementara yuan Tiongkok merosot menjadi 19,82 yen dari 19,87 yen. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: