WE Online, Bekasi - Ketua Forum Investor Bekasi Deddy Harsono mengungkapkan produktivitas mayoritas perusahaan di Kabupaten Bekasi saat ini tengah mengalami penurunan akibat sejumlah faktor.
"Perusahaan yang paling parah mengalami dampak penurunan produksi adalah otomotif serta sejumlah perusahaan multi nasional," katanya di Bekasi, Minggu (5/7/2015).
Menurut dia, salah satu pemicunya adalah dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terjadi beberapa bulan lalu hingga memicu inflasi di Kabupaten Bekasi.
Selain itu, kata Deddy, mata uang dolar Amerika Serikat yang terus menguat juga diyakini sebagai faktor lain yang memicu pertumbuhan produksi pada 4.200 perusahaan di Kabupaten Bekasi melemah.
"Sekarang para pengusaha banyak yang membeli bahan baku produksi dengan harga dolar AS, tapi saat dijual dengan harga rupiah, maka sudah jelas rugi," katanya.
Namun demikian, pihaknya masih menaruh harapan besar pada Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) yang pada semester kedua 2015 ini tengah diintensifkan penyerapannya.
"Kalau pada semester awal lalu tingkat serapan APBN rendah, itu dikarenakan banyak pejabat terkait yang khawatir terjerat kasus akibat pelanggaran hukum dalam pengelolaan keuangan negara," katanya.
Namun demikian, dia memperhatikan tingkat serapan APBN saat ini terus digenjot oleh pemerintah guna memberikan jaminan terhadap kepercayaan investor untuk membangun usaha di Indonesia.
"Pada semester kedua ini pemerintah mulai menggelontorkan dananya untuk sejumlah proyek pembangunan. Saat ini dampaknya sudah mulai terlihat bagi kepercayaan kalangan investor," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement
