Kredit Korporasi Dominasi Portofolio ANZ Indonesia

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - PT Bank ANZ Indonesia mencatatkan kinerja positif dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Aset pembiayaan yang disalurkan meningkat 30% rata-rata per tahunnya compound annual growth rate (CAGR) dari senilai US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 10,2 triliun pada tahun 2010 menjadi US$ 3,7 miliar atau setara dengan Rp 37,8 triliun sampai dengan Juni 2015.

Total nasabah mencapai lebih dari 2.000 perusahaan dengan produk dan layanan yang diberikan terdiri dari global transaction banking, global market and loans, commercial business, dan ANZ Online. Menurut Greenwich Survey 2014, ANZ memiliki penetrasi pasar nomor dua dengan angka 58%.

ANZ menjadi bank internasional dengan salah satu mandated lead arranger terbesar untuk kredit sindikasi di Indonesia dengan volume senilai US$ 262 juta per kuartal 1 tahun 2015. Kredit sindikasi tersebut meliputi pembiayaan untuk PT Pertamina, PT Pelabuhan Indonesia II, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, serta PT Astra International Tbk.

Head of Large Corporate ANZ Indonesia Sheky Lemasoa dalam keterangan pers Senin (6/7/2015) mengatakan rata-rata pertumbuhan kredit korporasi ANZ mencapai 30% per tahun. Jumlah itu kemungkinan bakal terus bertambah sebab saat ini telah mengantongi beberapa kesepakatan, di antaranya kredit sindikasi senilai US$ 500 juta.

Strategi yang diterapkan ANZ dalam mengembangkan bisnis institusionalnya dengan mengembangkan basis nasabah melalui akuisisi nasabah baru memperkuat cross sell pada bisnis transaction banking, global market, DCM, dan advisory, serta memperdalam penetrasi pada kemitraan yang sudah ada.

Tidak hanya itu, lanjut Sheky, ANZ juga memperkuat kemitraan dengan BUMN, mengembangkan portofolio pada sektor telekomunikasi dan agribisnis yang fokus pada perkebunan, serta mengembangkan basis nasabah pada segmen korporasi multinasional.

"Kredit korporasi memang mendominasi portofolio kredit ANZ dengan total kredit ANZ mencapai US$ 5 miliar dan Indonesia merupakan key market kami," pungkas Sheky