Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Asumsi Dasar Makro RAPBN 2016

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Badan Anggaran (Banggar) DPR menyampaikan hasil pembahasan pembicaraan pendahuluan penyusunan RAPBN Tahun Anggaran (TA) 2016 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2016 dalam rapat paripurna DPR RI di Jakarta, Selasa (7/7/2015).

"Dalam membahas ekonomi makro dan kebijakan fiskal RAPBN 2016 yang disampaikan pemerintah, DPR membentuk empat panja, yakni pertama panja asumsi dasar kebijakan fiskal, pendapatan, defisit, dan pembiayaan RAPBN 2016; panja RKP dan prioritas anggaran tahun 2016; panja kebijakan belanja pemerintah pusat; dan panja kebijakan transfer ke daerah dan dana desa," kata Ketua Banggar Ahmad Noor Supit.

Selain itu, lanjutnya, DPR membentuk tim perumus laporan panja dan telah melakukan pembahasan pada tangal 30 Juni 2015. "Hasil kerja seluruh panja telah disinkronisasikan internal Banggar pada tanggal 6 Juli 2015 dan dilaporkan dalam rapat kerja banggar DPR dengan Menkeu, Kepala Bappenas, dan Gubernur BI pada tanggal yang sama," lanjutnya.

Dari hasil rapat internal tersebut, Banggar meminta agar pemerintah dalam menyusun RAPBN 2016 lebih realistis dan berdasarkan kondisi serta perkembangan perekonomian saat ini.

"Untuk itu, agar pemerintah melakukan penyesuaian RPJMN 2015-2019 sehingga mendapat ancuan dalam penyusunan  RKP 2016 dan tahun-tahun berikutnya yang juga akan menjadi acuan dalam penyusunan APBN," ujarnya.

Berikut asumsi dasar makro dalam RAPBN 2016 antara lain pertumbuhan ekonomi 5,5%-6,0%; inflasi 3,0%-5,0%; dan nilai tukar Rp 13.000-Rp 13.400 per dolar AS.

Selain itu, tingkat suku bunga SPN tiga bulan sebesar 4%-6%; harga ICP minyak US$ 60 ribu-70 ribu per barel; dan lifting minyak sebesar 800 ribu-830 ribu barel per hari. Lifting gas 11-13 ribu barel setara minyak per hari; lifting minyak dan gas bumi sebesar 1.900-2.130 ribu barel setara minyak per hari.

"Sedangkan, target pembangunan dalam tahun 2016 pengangguran 5,2-5,5; angka kemiskinan 9-10%; gini ratio 0,39; indeks pembangunan manusia 70,10," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: