Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Distanhut Bantul Imbau Masyarakat Waspadai Daging Murah

Warta Ekonomi -

WE Online, Bantul - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat daerah ini mewaspadai daging sapi yang dijual dengan harga murah di tingkat pedagang pasar.

"Kadang-kadang konsumen tidak tahu kalau daging yang dijual murah itu kelayakannya dipertanyakan, makanya masyarakat perlu berhati-hati terhadap daging murah," kata Kabis Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Agus Rachmat Susanto di Bantul, Selasa (7/7/2015).

Menurut dia, daging yang dijual dengan harga murah atau di bawah rata-rata harga pasaran saat ini yang sebesar Rp100 ribu per kilogram sangat dimungkinkan merupakan daging sapi gelonggongan yang tidak layak dikonsumsi manusia. Apalagi, kata dia, selama bulan Ramadhan hingga menjelang Lebaran ini tingkat konsumsi masyarakat meningkat, sehingga kebutuhan permintaan bahan pangan strategis termasuk daging sapi di pasar tradisional meningkat.

"Selain masyarakat yang perlu berhati-hati, kami juga minta kejujuran dari pedagang dalam menjual daging, agar jangan mencampur dengan daging tidak layak," katanya.

Menurut dia, masyarakat bisa memperhatikan ciri-ciri daging yang tidak layak konsumsi, misalnya kalau ditekan terlihat banyak mengandung air yang kemungkinan cairan itu dimasukkan ke tubuh sapi, atau karena disuntik pengawet.

"Daging sapi yang bagus itu tidak bantat, warnanya cerah tidak berlendir, kami sarankan kepada pedagang agar daging sapi tersebut digantung dan tidak diletakkan di atas meja, karena akan ketahuan kalau daging layak atau tidak," katanya.

Pihaknya tidak membantah daging tidak layak konsumsi masih beredar di wilayah Bantul, namun secara pasti pihaknya belum mengetahui potensi peredarannya, sebab berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium mayoritas menunjukkan layak konsumsi.

"Itu (daging tidak layak konsumsi) diduga didatangkan dari luar daerah, karena kalau pemotongan hewan yang dilakukan di Segoroyoso Bantul jarang, rata-rata bagus," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: