Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dispertan Kulon Progo Prediksikan Produktivitas Padi Turun

Warta Ekonomi -

WE Online, Kulon Progo - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memprediksi produktivitas padi pada Masa Tanam II golongan dua April-Juni mengalami penurunan dampak dari revitalisaai salurun induk irigasi Kalibawang sejak 1 Mei hingga 31 Juli.

"Sejauh ini, kami belum mendapat laporan hasil ubinan hasil panen golongan dua. Tapi, melihat kondisi di lapangan, produktivitas padi ada tren penurunan dibandingkan dengan Masa Tanam (MT) I," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi Harsono di Kulon Progo, Rabu (8/7/2015).

Ia mengatakan MT golongan II irigasi meliputi wilayah Irigasi Papah yang mencakup Kecamatan Sentolo, Pengasih dan Lendah. Irigasi Pengasih Timur dan Barat yang mencakup Pengasih, Wates, Temon dan sebagian Panjatan. Total luas lahan di wilayah irigasi tersebut 4.400 hektare.

"Dari 4.400 hektare tersebut, seluas 3.340 hektare tanaman padi mengalami kekurangan air karena Irigasi Kalibawang dalam perbaikan. Akibatnya, produktivitas padi tidak maksimal," kata dia.

Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kulon Progo Hadi Priyanto mengatakan BPWSO melakukan perbaikan jaringan irigasi untuk Daerah Irigasi Kalibawang.

Ia mengatakan akibat perbaikian jaringan Irigasi Kalibawang, lahan seluas 979 hektare di kawasan Gabungan P3A Papah direkomendasikan tidak menanam padi pada masa tanam II.

"Petani boleh menanam padi, tetapi ketika pada pertengahan taman kekurangan air, jangan menyalahkan petugas," kata Hadi.

Selain saluran Irigasi Kalibawang, Hadi mengatakan Jaringan Kejuron/Gabungan P3A Papah, Kejuron/Gabungan P3A Pengasih Timur, Pengasih Barat, Pekik Jamal Kanan, MT I pada November 2014 dan MT II April sampai Juli 2015 dalam masa perawatan.

Pelayanan air irigasi MT II di Kejuron/Gabungan P3A Pengasih Timur mendapat subsidi air dari Waduk Sermo, khusus pada Mei atau selama satu bulan dengan debit paling banyak 2.000 liter/detik.

"Petani tetap menanam padi karena pada awal April, curah hujan masih tinggi. Kami tidak banyak mendapat keluhan karena sebelumnya sudah disosialisasikan kepada petani," kata dia. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: