Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiah Terpuruk, Pelaku Pasar Desak 'Reshuffle' Dilakukan

Warta Ekonomi -

WE Online Jakarta - Para pelaku pasar menginginkan pemerintah segera melakukan intervensi dalam menangani kondisi ekonomi Indonesia saat ini.

Di awal perdagangan kemarin kurs rupiah sempat melemah hingga mendekati level Rp13.500 per dolar AS yang merupakan rekor terlemah sejak pertengahan 1998. Kemarin rupiah sempat tercatat berada di level Rp13. 466 per dolar, melemah dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu Rp13.440 per dolar AS.

"Pasar memberikan asumsi negatif terhadap kinerja pemerintahan saat ini. Dan sebenarnya yang ditunggu pelaku pasar adalah secepatnya pemerintah melakukan intervensi," kata Praktisi Pasar Modal, Lucky Bayu Purnomo di Jakarta, Selasa (28/7/2015).

Langkah intervensi yang ditunggu pelaku pasar saat ini ialah Presiden melakukan reshuffle terhadap para menterinya khususnya dalam bidang ekonomi.

"Isu (reshuffle) ini sudah ramai dibicarakan sebelum lebaran. Namun hingga saat ini masih tertunda," tambahnya.

Ia mengungkapkan bahwa merupakan kondisi yang wajar dan normal bagi setiap pemerintahan baru menghadapi persoalan terkait ekonomi.

"Tetapi saat ini saya kira presiden dan wakil presiden seharusnya menaruh perhatian khusus pada persoalan ini. Karena apablila rupiah melemah hingga menyentuh angka Rp14.000, ini merupakan angka yang sangat mengkhawatirkan kondisi perekonomian baik mikro maupun makro," tambahnya.

Sebelumnya Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengakui kondisi rupiah saat ini memang dalam ketidakpastian dan penuh kewaspadaan. Menurutnya, apa yang terjadi saat ini adalah para investor di pasar valas menarik investasinya di sejumlah mata uang dan beralih ke dolar AS yang dianggap aman dan akan bakal memberikan imbal investasi lebih tinggi.

Terkait fenomena super dolar ini, Bambang mengatakan bahwa pemeirntah telah melakukan berbagai kebijakan dengan harapan hal itu tidak terlalu memberatkan dunia usaha dalam negeri.

"Kemenkeu sudah melakukan berbagai kebijakan diantaranya menaikkan bea masuk impor dan juga menaikkan batas penghasilan tidak kena pajak(PTKP) untuk memberikan pertumbuhan positif pada industri walau rupiah terus tertekan," ujarnya.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: