Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi Kemarau, Kemenpupera Fokus ke Irigasi dan Waduk

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Mengatasi dampak kekeringan yang melanda sejumlah daerah tanah air, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) telah melakukan beberapa antisipasi.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kemenpupera Mudjiadi mengatakan musim kemarau saat ini diperkirakan dipengaruhi juga el-nino. Untuk menghadapi kekeringan, pihaknya sudah melakukan beberapa antisipasi sesuai dengan kondisi di lapangan.

"Di bidang irigasi kita lihat apakah air di sungainya ada, namun tidak bisa naik maka akan kita beri pompa. Selanjutnya apabila airnya cukup, namun tidak memenuhi semua wilayah akan kita lakukan efisiensi penggunaan air yang dilakukan melalui sistem pergiliran dalam penggunaan air dan teknologi hemat air," kata Mudjiadi di Jakarta, Selasa (28/7/2015).

Sedangkan untuk waduk terkait dengan penyediaan air baku, ia mengatakan bahwa Ditjen SDA Kemenpupera akan mengadakan operasi waduk kering. Artinya, air baku di waduk akan diprioritaskan untuk keperluan air minum, irigasi, dan industri. "Di luar keperluan itu kita stop dulu jadi main purposes saja kita dahulukan," tambahnya.

Menurut data per 30 Juni 2015, dari 16 waduk utama terdapat lima waduk yang mengalami defisit yang artinya berada di bawah elevasi rencana. Kelima waduk tersebut adalah Waduk Keuliling di Aceh, Batutegi di Lampung, Saguling di Jawa Barat, Wonogiri di Jawa Tengah, dan Waduk Bening di Jawa Timur.

Sedangkan, yang masih dalam kondisi normal adalah Waduk Jatiluhur, Cirata di Jawa Barat, Waduk Kedungombo dan Wadas Lintang, Sempor di Jawa Tengah, Waduk Sermo di DIY; Waduk Wonorejo, Selorejo, Lahor, Sutami di Jawa Timur dan Waduk Bili-bili di Sulawesi Selatan.

Ia mengatakan bahwa saat ini selalu dilakukan pemantauan intensif terhadap ketersediaan air di waduk untuk mengetahui tingkat kekeringan melalui monitoring elevasi muka air waduk.

Dalam upaya penanggulangan bencana kekeringan saat ini telah tersedia 761 unit pompa air untuk membantu suplai air yang tersebar di 11 Balai Wilayah Sungai walaupun Balai Besar Wilayah Sungai Kementerian PUPR di seluruh Indonesia.

Selain itu, suplai air bersih melalui mobil tanki dan hidran umum pada daerah-daerah yang mengalami krisis air bersih juga bersama BNPB melaksanakan koordinasi dengan sektor lainnya yang terkait dalam rangka antisipasi bencana dan anomali iklim dan membuat sumur-sumur yang dilengkapi dengan pompa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: