WE Online, Jakarta - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyatakan desa harus mempunyai nilai tambah dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakatnya sendiri tanpa harus bergantung pada daerah lain.
"Penting bagi desa untuk mempunyai nilai tambah seperti menciptakan produk untuk memenuhi kebutuhannya," ujar Staf Khusus Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Syaiful Huda Syafii di Jakarta, Selasa (28/7/2015).
Produk yang diciptakan, sambung dia, harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat desa tersebut. "Minimal kebutuhan masyarakat desa tersebut bisa terpenuhi dan tidak tergantung dengan daerah lain." Dia menambahkan Kemendesa PDT mempunyai program unit bisnis komunitas, yang memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk mandiri. Pelatihan tersebut diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat.
"Ada sekitar 80 produk yang bisa diciptakan masyarakat desa sendiri contohnya sabun, deterjen, kornet dan sebagainya." Ketergantungan akan daerah lain, sambung dia, membuat perekonomian di desa tersebut kurang maju.
"Sebaiknya, desa bisa mandiri dan menciptakan produk untuk memenuhi kebutuhannya sendiri," cetus dia.
Kemendesa PDT sendiri akan membuat proyek percontohan desa mandiri tersebut di 100 desa yang tersebar di 40 kabupaten/kota di Tanah Air. "Sebagian besar, desa-desa pada proyek percontohan tersebut ada di Jawa," tukas dia.
Pihaknya juga mendorong agar pengelolaannya dapat dilakukan melalui Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Achmad Fauzi
Tag Terkait:
Advertisement
