Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Zulkifli Hasan Kagum pada Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengutarakan rasa kagumnya akan pencapaian pesat yang telah berhasil dilakukan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) selama beberapa dekade terakhir, seperti tingginya tingkat pertumbuhan perekonomian.

Zulkifli Hasan dalam rilis Humas MPR RI yang diterima di Jakarta, Selasa (28/7/2015), menyebutkan, secara pribadi sejak 1984, dirinya selalu mengikuti perkembangan yang terjadi di Tiongkok.

Selama itu, ujar dia, RRT dinilai mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga Indonesia juga diharapkan dapat memanfaatkan kedatangan delegasi parlemen Tiongkok untuk menjalin hubungan yang bisa berguna bagi kedua negara. Sebagaimana diketahui, Ketua MPR RRT Yu Zhengsheng telah melakukan rangkaian kunjungan ke Indonesia yang berakhir pada Senin (27/7/2015).

Saat menyampaikan sambutan dalam acara jamuan makan malam dengan Ketua MPR RRT, Zulkifli mengharapkan hubungan antarpemerintah, antarparlemen, antarpengusaha, dan antarmasyarakat kedua negara akan semakin baik.

Membalas harapan Ketua MPR, Ketua MPR Tiongkok Yu Zhengsheng juga menyatakan sepakat untuk meningkatkan hubungan kedua negara pada masa yang akan datang.

Sebelumnya, Republik Indonesia diminta jangan terjebak antara blok perekonomian yang disokong Amerika Serikat atau blok perekonomian yang didominasi Tiongkok, kata Direktur Eksekutif Center for People Studies and Advocation Sahat Martin Philip.

"Indonesia tidak perlu terjebak di tengah pertarungan ekonomi dua raksasa dunia, Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok," kata Sahat Martin Philip dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (13/7/2015).

Menurut Sahat, ketimbang berpihak kepada salah satu kekuatan, Indonesia sebaiknya membangun kekuatan ekonomi nonblok di antara negara-negara Asia-Afrika. Dia mengingatkan bahwa salah satu semangat Konferensi Asia-Afrika 1955 adalah menolak Blok Barat pimpinan Amerika Serikat yang liberal sekaligus menolak Blok Timur pimpinan Uni Soviet yang komunis.

Apalagi, ia juga mengemukakan bahwa negara seperti Indonesia, India dan Afrika Selatan saat ini memiliki tren pertumbuhan ekonomi yang positif dan dapat menjadi motor kekuatan ekonomi nonblok. "Ketiga negara ini dapat menjadi jembatan bagi terwujudnya kekuatan ekonomi baru Asia-Afrika yang damai, adil, dan setara," ujarnya.

Sahat berpendapat, Indonesia sebagai negara demokratis terbesar ketiga di dunia dan mayoritas muslim terbesar di dunia, serta peran aktif Indonesia dalam KAA, Gerakan Non Blok, dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) memberikan nilai tambah tersendiri bagi Indonesia di mata negara-negara Asia-Afrika.

Apalagi, menurut dia, Indonesia dan sebagian besar negara Asia-Afrika selama ini memiliki kesamaan kepentingan, baik dalam bidang ekonomi maupun politik sehingga bisa dijadikan dasar motivasi untuk meningkatkan hubungan kerjasama. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: