Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Petani Kelapa Sawit Ajak Boikot Produk Prancis

Warta Ekonomi -

WE Online, Medan - Asosiasi Petani Kelapa Sawit, Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan, dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mendesak pemerintah untuk memboikot produk Prancis yang sebelumnya menolak minyak sawit.

"Tindakan Prancis yang mengajak masyarakatnya untuk tidak mengonsumsi salah satu produk coklat 'Nutella' dengan alasan mengandung minyak sawit telah menyakitkan hati petani dan pengusaha sawit," kata Sekjen Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Asmar Arsyad di Medan, Selasa (28/7/2015).

Asmar menjelaskan, Menteri Ekologi Prancis Segolene Royal pada 17 Juni 2015 menyebutkan minyak sawit sebagai penyebab deforestasi dan pemanasan global. Sehingga dengan tidak mengonsumsi coklat Nutella yang mengandung minyak sawit, berarti masyarakat Prancis ikut menyelamatkan dunia dari pemanasan global.

Pernyataan Menteri Prancis itu dinilai benar-benar menunjukkan penekanan kepada minyak sawit yang Indonesia termasuk salah satu produsen terbesar dunia sehingga Indonesia juga harus memberi perlawanan keras.

"Kalau Prancis sudah terang-terangan menolak produk Indonesia, mengapa kita tidak melakukan hal sama," katanya.

Ketua Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo) Sumut Gusdalhari Harahap menegaskan, perlawanan memang harus dilakukan untuk menjadi pelajaran bagi negara lain yang juga bersikap sama dengan Prancis. Apalagi, seperti diketahui, kampanye negatif sawit sudah lama dan terus dilakukan khususnya oleh negara-negara di Eropa.

"Memang tidak ada pilihan lain bagi Indonesia kecuali juga ikut memboikot produk yang dihasilkan negara-negara yang juga menolak produk nasional seperti sawit," katanya.

Sebenarnya, kata dia, ekspor sawit ke negara Eropa tidak terlalu besar, malah sebaliknya impor Indonesia yang besar dari kawasan itu.

Sekretaris Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut Timbas Prasad Ginting menyebutkan, tindakan tegas pemerintah sangat diperlukan, apalagi harga jual juga sedang turun.

"Sebagai salah satu produsen sawit terbesar, harusnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan mengingat pembeli terbesar sawit Indonesia adalah India dan RRT (Republik Rakyat Tiongkok)," katanya.

Timbas menyatakan, kampanye negatif sawit diyakini merupakan persaingan dagang karena produksi minyak sawit terus menggeser posisi minyak nabati lainnya. Secara harga dan efisiensi, minyak sawit juga sudah terbukti lebih unggul. Penilaian bahwa kampanye negatif itu lebih mengarah ke persaingan dagang semakin terbukti dari isu yang dilontarkan berubah-ubah mulai dari sisi kesehatan hingga lingkungan.

"Gapki siap meminta pengusaha anggota asosiasi ikut melakukan aksi boikot membeli produk Prancis," katanya.

Pemerintah, ujar Timbas, harus segera bersikap seperti menghentikan adanya rencana Garuda Indonesia membeli pesawat buatan Eropa. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: