Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Romahurmuziy: Pengiriman TKI Karena Keahlian Bukan Tenaga

Warta Ekonomi -

- Keahlian dan kemampuan calon tenaga kerja Indonesia (TKI) perlu ditingkatkan sehingga pengiriman TKI ke luar negeri bukan hanya sekadar menambah devisa negara, tetapi juga mengharumkan nama bangsa jika mereka bisa memerankan diri dengan kualitas pekerjaan yang baik.

"Pengiriman TKI bisa dilakukan dalam kerangka yang selama ini sudah berjalan, dengan kualitas layaknya ekspatriat yang dihargai karena keahlian dan kemampuan teknisnya, bukan karena kebutuhan tenaga belaka," kata Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan hasil muktamar Surabaya, HM Romahurmuziy di Kuala Lumpur, Rabu (29/7/2015).

Idealnya, lanjut dia, Indonesia tidak mengirim tenaga kerja berpendidikan rendah ke luar negeri. Namun hal ini tidak bisa dihindari sampai pemerintah sanggup membuka lapangan kerja bagi mereka.

"Yang bisa kita lakukan adalah meningkatkan keahlian, pertama dari segi bahasa agar bisa beradaptasi, dan kedua kemampuan teknis untuk bekerja," kata Romy, sapaan akrab Romahurmuziy.

Pemerintah sepatutnya tidak mengirimkan tenaga kerja ke Malaysia tanpa kemampuan sehingga mereka akhirnya masuk dan bekerja secara ilegal, dan berakibat pada persoalan hukum. Hal penting lain, menurut dia, adalah membangun komunikasi dan hubungan baik dengan pemerintah Malaysia sehingga bisa meminimalisasi adanya TKI yang terancam hukuman.

"Banyaknya TKI yang terancam hukuman di negara jiran ini menunjukkan lemahnya advokasi kepada mereka dan bekal pemahaman hukum memadai sebelum mereka kemari," katanya.

Terkait pembenahan pengiriman TKI tersebut, lanjut dia, PPP sudah bekerja maksimal untuk menghidupkan balai-balai latihan kerja dan balai ketrampilan kerja, dan memastikan keberadaannya bukan hanya seremoni tetapi betul-betul membekali calon pekerja.

Karena itu, diperkenalkan sertifikasi kepada balai-balai, sehingga setelah dididik mereka tidak langsung dianggap pandai dan diberangkatkan, tetapi harus dilakukan standarisasi tes, katanya.

"Sehingga saat diberangkatkan kita betul-betul tahu bahwa ia memiliki kemampuan maksimal," imbuh dia.

Menurut Romahurmuziy, beberapa pekerja Indonesia memiliki kemampuan yang bisa dipertanggungjawabkan seperti tenaga keperawatan yang saat ini mulai laku di Hongkong, Singapura, Jepang dan Qatar.

"Ini menunjukkan bahwa kita sebenarnya mampu kalau kita mau," katanya.

Sementara, terkait pemberdayaan TKI yang banyak diantaranya berasal dari pesantren, Romahurmuziy mengatakan bahwa PPP juga mendorong seluruh pesantren di Tanah Air untuk membuat kurikulum kewirausahaan, yang tidak hanya meliputi pengajaran teori namun juga praktek dan pengalaman.

Santri bukan hanya sekadar belajar agama tetapi juga belajar ilmu dunia agar mereka bisa mengarungi kehidupan dengan bekal teknis yang mereka miliki, lanjut dia.

"Kami melakukan sosialisasi dan mendorong pembentukan Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) untuk membuat mereka berjejaring untuk membangun kewirausahaan dan meningkatkan nilai tambah dunia yang mereka geluti," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: