Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi: Kita Harus Tegas Lawan Para Mafia

Warta Ekonomi -

WE Online, Semarang - Presiden Joko Widodo saat memberikan pembekalan kepada 793 calon perwira remaja atau capaja TNI dan Polri mengingatkan agar mereka berani tegas menghadapi ancaman terhadap kepentingan nasional.

"Kita harus bersikap tegas tanpa kompromi menghadapi para mafia yang merugikan kepentingan nasional kita, mulai dari mafia migas, mafia impor sampai mafia illegal fishing," ujar Presiden di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (29/7/2015).

Menurut Presiden, Indonesia akan kuat menghadapi ancaman dan tantangan kalau kita bersatu. Menjauhi rasa saling curiga mencurigai dan menghindari penerapan jiwa korsa yang sempit.

"Saya tidak ingin lagi mendengar adanya bentrokan antarangkatan atau pun antara TNI-Polri. Bangun soliditas TNI-Polri. Adik-adik calon perwira harus menjadi contoh perekat bangsa. Jangan justru malah melanggengkan praktik-praktik yang tidak baik dalam organisasi. Tradisi yang tidak tepat harus sudah ditinggalkan," ujar Presiden.

Sebagai bangsa yang besar, tantangan tugas dan ancaman yang dihadapi bangsa ini juga besar, di antaranya harus mampu melindungi kedaulatan teritorial yang membentang dari Sabang-Merauke, dari Pulau We sampai Pulau Rote, harus bisa menjaga laut dari tindakan penangkapan ikan secara ilegal.

"Kita harus menjaga seluruh kekayaan alam yang terkandung dalam bumi pertiwi dari tindakan illegang mining. Jaga hutan kita dari illegal logging," tambah Presiden.

Selain itu, TNI dan Polri juga harus melindungi dan memberi rasa aman pada segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, dari tindakan perdagangan manusia maupun tindak kejahatan yang semakin canggih seperti cyber crime.

Presiden juga menggarisbawahi tantangan Indonesia sebagai masyarakat majemuk, di mana perbedaan seringkali dijadikan alasan untuk memunculkan konflik horizontal atau tidakan kekerasan dengan mengatasnamakan agama, ras ataupun golongan. Persoalan lain adalah bahaya narkoba yang mengancam generasi muda kita dimana jumlah pengguna narkoba di Indonesia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.

Angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba juga mengkhawatirkan yang diperkirakan mencapai 104.000 orang (berumur di bawah 15 tahun) dan 263.000 orang (berumur antara 15 s/d 64 tahun). Belum lagi tantangan kemiskinan, keterbelakangan dan ketimpangan. Masih banyak warga yang belum menikmati listrik.

"Di kawasan perbatasan, pulau-pulau terluar, rakyat juga belum mendapatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang memadai," tambah Presiden.

Itulah tantangan yang dihadapi para calon perwira remaja yang kelak menjadi pemimpin bangsa. Karena itu, Presiden berharap para calon perwira ini bisa lebih mendekatkan diri dengan rakyat. Mendengarkan suara dan aspirasi rakyat dengan mengutamakan dialog atau musyawarah.

"Bekerjalah dengan rakyat. Karena rakyatlah sesungguhnya kekuatan kita. Ingat, dulu kita bisa memenangkan perang gerilya dengan penjajah karena bantuan rakyat. Rakyat bukan musuh kita," kata Presiden.

Khusus kepada calon perwira remaja Polri, Presiden menyebut tiga hal yang bisa menjadi tolok ukur keberhasilan. Pertama, polisi bisa menghadirkan rasa aman bagi masyarakat. Rasa aman dari gangguan kejahatan dalam kehidupan sehari-hari. Polisi menjadi pelindung warga, bukan sebaliknya menjadi ancaman.

"Jadi, warga akan merasa aman kalau ada polisi, bukan malah menimbulkan rasa takut," ujar presiden.

Kedua, menghadirkan ketertiban umum, terutama ketertiban dalam berlalu lintas di jalan raya. Polisi harus menjadi contoh dan edukasi dalam membangun kepatuhan dan ketertiban. "Jangan sampai justru kewibawaan polisi ditukar dengan imbalan untuk kompensasi ketidakpatuhan warga," tambah Jokowi.

Ketiga, menghadirkan kepastian hukum yeng berkeadilan. Jangan sampai penegakan hukum itu runcing ke bawah, tumpul ke atas. Penegakan hukum tidak bisa dilakukan dengan semangat arogansi kewenangan, kepentingan pembangunan nasional harus dijaga. Terakhir Presiden berpesan agar para calon perwira terus belajar karena ilmu pengetahuan dan teknologi akan selalu berkembang.

Sangat ketinggalan apabila para perwira tidak mengikuti perkembangan teknologi informasi mengingat dalam era globalisasi, penguasan teknologi informasi sangat penting untuk membantu pelaksanaan tugas, baik di lingkungan TNI maupun Polri. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: