Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemarau Tingkatkan Produksi PDAM Sawahlunto

Warta Ekonomi -

WE Online, Sumatera Barat - Fenomena El-Nino di wilayah selatan garis khatulistiwa berupa musim kemarau panjang sejak beberapa bulan terakhir, memicu kenaikan biaya produksi air bersih di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.

Direktur Utama PDAM setempat, Syafnil di Sawahlunto, Jumat mengatakan kenaikan berkisar pada angka 40 persen hingga Juli 2015, karena terjadi peningkatan penggunaan pompa air untuk mendistribusikan air bersih ke bangunan milik pelanggan.

"Pompa air di kawasan Lunto, Kecamatan Lembah Segar, Pompa air di Kandi Kecamatan Barangin dan Pompa Rantih Kecamatan Talawi terpaksa mengalami penambahan waktu operasi dari biasanya," kata dia.

Menurut dia, hal itu dilakukan untuk menjaga pasokan air ke sejumlah instalasi penyaringan bersih, sebelum dialirkan ke pelanggan dengan kapasitas seribu kubik per hari.

Pihaknya memperkirakan, kenaikan biaya produksi akan terus terjadi apabila kondisi cuaca ekstrim yang mengiringi fenomena alam tersebut, masih berlanjut hingga akhir tahun 2015.

Terkait ketersediaan debit air, pihaknya menjamin dengan debit sumber-sumber air yang ada saat ini, kota itu belum akan mengalami krisis air bersih seperti yang sudah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.

"Sebagian besar pasokan air diperoleh dari aliran sungai yang melintasi kota ini, yakni Sungai Batang Ombilin dan Batang Lunto, serta Danau Kandi," ujar dia.

Sejauh ini, lanjutnya, debit air di dua sungai itu terpantau masih mencukupi kebutuhan instalasi penyaringan air bersih di Lunto dan Rantih, meskipun tingkat permukaan sungai sudah mengalami penurunan.

Sementara pasokan dari sumber air Danau Kandi juga diperkirakan masih cukup untuk memenuhi kebutuhan instalasi penyaringan air bersih di kawasan Kandi.

"Sumber air yang belum bisa didistribusikan adalah sumber air kawasan Sumpahan, karena pembangunan embung di lokasi itu belum selesai hingga saat ini," kata dia.

Pihaknya berharap, fenomena El-Nino yang melanda kota itu segera berakhir, agar waktu penggunaan pompa air bisa kembali normal.

Dia mengatakan, satu-satunya yang menjadi kekhawatiran pihaknya adalah rusaknya pompa air akibat penggunaannya dilakukan secara terus menerus dengan waktu cukup panjang.

"Mesin pompa punya keterbatasan penggunaan, apabila sudah mencapai ambang batas dan mengalami kerusakan tentu membutuhkan biaya perbaikan dan perawatan, sehingga biaya produksi semakin tinggi dan pelayanan akan terganggu," kata dia. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: