Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aroma 'Kemerdekaan' di Awal Agustus

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Bangsa Indonesia akan menyongsong hari kemerdekaannya ke-70 pada tanggal 17 Agustus 2015, 70 tahun sejak teks proklamasi dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.

Teks bersejarah yang menjadi penanda lahirnya Indonesia tersebut, disebarkan ke penjuru daerah dan dunia oleh para pegawai Indonesia di Kantor Berita Domei (sekarang Antara).

Meski akhirnya diberangus oleh Jepang agar tidak disiarkan kala itu, proklamasi telah tersebar, dunia mengetahui Indonesia telah Merdeka. Mesir menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia pada tanggal 22 Maret 1946.

Tanggal 17 masih relatif cukup lama. Namun, sejak awal Agustus, "aroma" kemerdekaan telah terasa di sejumlah daerah dan masyarakat Indonesia.

Tengok saja, Aceh, yang sebelumnya pernah menjadi daerah konflik yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kini menggegam erat berjabat tangan menjadi bagian negeri yang dikenal dengan sebutan zamrud khatulistiwa ini dengan kegiatan mengisi kemerdekaan.

Untuk menandai bulan kemerdekaan ini, wilayah yang menjadi penyokong penuh kemerdekaan Indonesia 1945 dengan aksi heroik masyarakatnya yang menyumbangkan sebuah pesawat angkut Dakota RI-001 untuk digunakan republik tersebut, mengibarkan seribu bendera merah putih di puncak dan sepanjang jalan di Gunung Geurute, Kabupaten Aceh Jaya, sekitar 60 kilometer arah selatan Provinsi Aceh.

Pengibaran bendera merah putih yang diawali dengan upacara di puncak Gunung Geurute, Sabtu, 1 Agustus 2015, dipimpin Wakil Bupati Aceh Jaya Tgk. Maulidi, dihadiri Komandan Kodim 0114 Letkol Inf. Deki Z., anggota legislatif, serta diikuti puluhan pelajar, pemuda, dan tokoh masyarakat maupun unsur TNI/Polri.

"Pengibaran di puncak Geurute memiliki makna penting. Di sini kita meresapi perjalanan kemerdekaan Indonesia. Dengan upacara ini, kita menunjukkan Aceh tidak bisa terpisahkan dari NKRI," katanya.

Pengibaran tersebut merupakan bagian dari peluncuran pengibaran "Sejuta Merah Putih di Bumi Rencong".

Masih dari Aceh, sedikitnya 14.000 lembar bendera Merah Putih dikibarkan di sepanjang 600 kilometer wilayah pesisir barat selatan (barsela) Provinsi Aceh menandakan masyarakat di wilayah itu memiliki nilai-nilai nasionalisme terhadap NKRI.

Menurut Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Samsuardi, perayaan tahun ini lebih meriah daripada tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah Aceh sudah kuat dan mampu merangkul semua komponen yang ada.

"Sayakan baru tujuh kali mengikuti upacara perayaan 17 Agustus, dahulu saya tidak karena ada kejanggalan dalam pemerintah sehingga kami ada lawan negara, jangankan negara kita lawan sama istri pun kita ribut, tetapi saya sekarang sudah kembali ke NKRI," kata Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu.

Samsuardi yang juga Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Daerah Nagan Raya tersebut menegaskan tidak akan ada pengibaran bendera bulan bintang di kawasan tersebut menjelang peringatan MoU Helsinki pada tanggal 15 Agustus 2015.

Untuk mengisi kemerdekaan yang ke-70 RI, kata dia, rakyat tidak hanya memperlihatkan dengan suara meneriakkan lagu kebangsaan Indonesia Raya, tetapi semua itu harus diwujudkan dalam kerja nyata.

"Saya menyayikan lagu Indonesia Raya cukup dalam hati. Yang penting kita semua memiliki kecintaan dan keikhlasan. Saya sudah kembali kepada NKRI bukan hanya di mulut," katanya di Simpang Empat Jeuram, Nagan Raya.

Sementara itu, di Beijing, Tiongkok, masyarakat Indonesia telah memulai berbagai perlombaan untuk memperingati hari kemerdekaan. Permainan gaple, catur, bulu tangkis, tenis meja, dan boling telah dimainkan mulai 1 Agustus 2015, sedangkan lomba anak-anak akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus mendatang.

"Ini merupakan awal dari rangkaian lomba memeriahkan peringatan HUT Ke-70 RI, dan diharapkan dapat pula makin mempererat silaturahmi antarmasyarakat Indonesia di Beijing," kata Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo dalam kata sambutannya.

Sementara itu, Konsulat Jenderal RI di Hong Kong mengadakan lomba foto bagi para Buruh Migran Indonesia (BMI) dengan tema "Indonesia di Hong Kong" yang akan dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2015.

"Sementara lomba dan pertandingan lainnya, seperti bola voli, bulu tangkis, dan karaoke, telah dilaksanakan pada bulan Juni," kata Konjen RI di HK Chalief Akbar Tjandraningrat.

Hal serupa juga digelar Konsulat Jenderal RI di Guangzhou, yang menggelar seluruh rangkaian lomba dan pertandingan sejak Juni 2015. "Kami telah menggelar beragam lomba dan pertandingan, seperti tenis meja, bulu tangkis, dan futsal yang pesertanya menggunakan sarung saat bertanding," kata Konjen RI Guangzhou Ratu Silvy Gayatri.

Gegap gempita untuk menyambut kemerdekaan memang belum begitu terasa di awal-awal bulan. Namun, aromanya telah tercium.

Biasanya pada bulan-bulan inilah, para pedagang pernak-pernik hari kemerdekaan meraup untung, mulai dari pedagang bendera Merah Putih, trompet, umbul-umbul, maupun pedagang aksesori lainnya.

Masyarakat biasanya telah mulai bersiap menyambut dengan berbagai keramaian dan keriuhan, berbagai lomba dan berbagai kegiatan yang menggelorakan semangat nasionalisme. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: