Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kiara: Nasib Nelayan Masih Belum Sejahtera

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) menyatakan nasib nelayan tradisional selama 70 tahun usia Republik Indonesia tidak banyak beranjak, terutama tingkat kesejahteraannya, untuk itu dibutuhkan perhatian yang benar-benar dari pemerintah.

"(Nasib nelayan) tidak banyak beranjak, lebih parah lagi perumahan, akses air bersih dan sanitasi juga tidak berubah," kata Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Abdul Halim di Jakarta, Minggu (2/8/2015).

Menurut Abdul Halim, tantangan yang dihadapi nelayan di sektor kelautan dan perikanan nisbi masih sama dengan yang terjadi selama 70 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Di sektor kenelayanan, ujar dia, permasalahan yang ada masih seputar perlindungan wilayah tangkap, perlindungan jiwa nelayan, permodalan, dukungan pengolahan ikan melalui pembuatan "cold storage" dan akses pemasaran.

Sedangkan di sektor pembudidaya, lanjutnya, tingginya impor pakan membebani pembudidaya skala kecil dalam negeri, permodalan, serta akses pasar.

Sementara di sektor pelestarian ekosistem pesisir, ia meniai negara justru aktif menghilangkannya dengan pembangunan reklamasi pantai, tambang pasir besi dan pasir laut. Di sektor perempuan nelayan, menurut dia, sampai hari ini belum ada pengakuan terhadap kontribusi perempuan nelayan. "RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan mesti mengakomodasi kepentingan perempuan nelayan," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) M Riza Damanik mengatakan, pemerintah perlu lebih memperkuat organisasi dan koperasi nelayan untuk meningkatkan kapabilitas serta kesejahteraan nelayan tradisional di Tanah Air.

"Penguatan organisasi dan koperasi nelayan menjadi mutlak untuk menjadi motor penggerak pergeseran dari pengelolaan perikanan eksploitatif ke inovatif," kata Riza Damanik di Jakarta, Jumat (24/7/2015).

Menurut dia, dari lebih 13 juta orang yang dapat digolongkan sebagai masyarakat perikanan, sebanyak 51 persen beraktivitas di produksi, 38 persen di pemasaran, dan hanya 11 persen di sektor pengolahan. Ia berpendapat, penguatan sumber daya manusia bagi nelayan dan masyarakat perikanan diharapkan dapat mengubah komposisi tersebut untuk menjadi lebih berpihak pada kegiatan pascaproduksi di sektor kelautan dan perikanan.

Untuk itu, Riza juga menginginkan pemerintah dapat memperkenalkan ilmu dan teknologi terapan ke kampung-kampung nelayan guna meningkatkan nilai tambah dari produk perikanan yang terdapat di berbagai daerah di Tanah Air. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: