Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menkeu: Kita Harus Dorong Optimisme

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan sikap optimisme di dalam negeri harus terus didorong agar ekonomi Indonesia bisa tumbuh. Ia menjelaskan bahwa dengan mendorong sikap optimisme maka konsumsi rumah tangga akan naik yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Sumber pertumbuhan di masa depan itu mendorong optimisme supaya konsumsi naik. (Konsumsi rumah tangga) berkontribusi 60 persen terhadap GDP maka daya beli harus dijaga," katanya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menkeu Bambang menjelaskan konsumsi rumah tangga saat ini sangat penting karena selain memiliki porsi kontribusi sampai 60 persen, belanja pemerintah dan investasi masih belum bisa diharapkan. Meski demikian, ia mengakui bahwa konsumsi juga mengalami perlambatan.

"Kenapa pertumbuhan ekonomi 4,7 persen? Konsumsi melambat, investasi belum sampai lima persen, dan belanja pemerintah lebih gawat. Belanja barang dan modal sangat minim, per Juni belanja modal baru 11 sampai 12 persen," paparnya.

Selain mengandalkan konsumsi rumah tangga, Menkeu juga berharap belanja modal BUMN yang mencapai Rp 300 triliun dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Apalagi, ia menegaskan investasi sektor swasta juga masih belum bisa diharapkan.

"Sekarang kita berharap pada investasi BUMN dengan capex (capital expenditure/belanja modal) Rp 300 triliun. Hal itu sangat bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi," jelas Bambang.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2015 masih terbatas dan baru akan kembali meningkat pada triwulan III-2015.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan terbatasnya pertumbuhan ekonomi terindikasi dari konsumsi rumah tangga diperkirakan masih lemah seiring dengan tingkat keyakinan konsumen yang menurun.

"Konsumsi yang lemah terindikasi dari penjualan kendaraan bermotor dan penjualan eceran yang masih menurun," ujar Tirta.

Selain itu, realisasi belanja pemerintah juga masih rendah, baik di pusat maupun daerah. Sejalan dengan itu, investasi diprakirakan masih tumbuh terbatas seiring dengan realisasi infrastruktur yang belum secepat perkiraan serta investasi mesin dan alat angkut yang masih lemah.

Sementara dari sisi eksternal, pertumbuhan ekspor diprakirakan masih terbatas sejalan dengan perkembangan ekonomi global yang masih kurang kondusif dan harga komoditas internasional yang masih rendah.

"Ke depan BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada semester II 2015 akan membaik didukung oleh meningkatnya implementasi proyek-proyek infrastruktur dan meningkatnya penyaluran kredit perbankan," tukas Tirta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: