Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anies: Bangsa Ini Punya Banyak Utang ke Muhammadiyah

Warta Ekonomi -

WE Online, Makassar - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan bangsa ini memiliki utang yang banyak kepada persyarikatan Muhammadiyah karena telah berjasa di bidang pendidikan bahkan jauh sebelum Indonesia terbentuk.

"Bangsa ini punya hutang yang banyak kepada Muhammadiyah, yang hadir mendidik sebelum pendidikan formal itu ada di Indonesia," kata Mendikbud Anies di sela-sela acara Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Makassar, Senin (3/8/2015).

Menurut dia, Muhammadiyah telah membangun pendidikan di negeri ini bahkan sebelum Republik Indonesia berdiri. Persyarikatan ini sendiri didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 1912 atau jauh sebelum bangsa Indonesia meraih kemerdekaan pada 1945.

"Sebelum RI berdiri, pendidikan dibangun Muhammadiyah dan ini mencerahkan," kata mantan Rektor Universitas Paramadina ini.

Di masa kini, Muhammadiyah juga konsisten dalam gerakan pencerahan dan Islam berkemajuan. "Sekarang Muhammadiyah berbicara tentang kemajuan, karena memang dari awal gerakan ini mendorong untuk itu," kata dia.

Pemerintah, kata dia, sangat mengapresiasi aktivitas pemberdayaan umat ini. Muhammadiyah juga menjadi inspirasi bagi khalayak umum.

Dia sepakat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo tentang Muhammadiyah yang turut serta dalam aktivitas kesehatan, sosial, ekonomi dan pendidikan.

"Banyak terobosan Muhammadiyah yang dilakukan kemudian menjadi inspirasi luar biasa. Sebagaimana bapak presiden katakan, berapa juta anak yang lahir di Rumah Sakit PKU dan RS bersalin. RS Muhammadiyah itu tidak hanya tentang rumah sakit saja tapi juga pengelolaannya yang baik," kata dia.

Secara umum, Anies menganggap apabila Muhammadiyah telah berinovasi dengan menggabungkan sistem pengelolaan modern di organisasi Muhammadiyah dengan nilai-nilai ke-Islaman.

Terdapat juga hal menarik dari Muhammadiyah, salah satunya tokoh-tokoh persyarikatannya tidak tersentral pada satu atau dua orang. Ada banyak stok pemimpin di organisasi kemasyarakatan Islam ini. Pengelolaan di Muhammadiyah juga berhasil menerapkan pola administrasi di dengan pemilihan individu berdasarkan prestasi atau kemampuan mereka (prinsip meritokrasi).

"Prinsip-prinsip meritokrasi itu karakter dalam Muhammadiyah dan itu kita apresiasi," kata dia. (Ant)

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: