Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penguatan Keluarga Jadi Program Prioritas 'Aisyiyah

Warta Ekonomi -

WE Online, Makassar - 'Aisyiyah sebagai organisasi otonom perempuan Muhammadiyah memprioritaskan penguatan keluarga dalam program-programnya seiring tantangan perkembangan zaman yang terus berubah.

"Penguatan keluarga memang merupakan salah satu prioritas program `Aisyiyah dengan memperhatikan tantangan-tantangan baru," kata Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat `Aisyiyah Susilaningsih di Makassar, Selasa (4/8/2015).

Menurut Susilaningsih, keluarga harus dikuatkan karena banyak sekali terjadi kerentanan akibat pernikahan dini, perceraian dan kekerasan terhadap anak. Di `Aisyiyah, kata Susilaningsih, dikenal konsep keluarga sakinah yang telah memasuki edisi revisi atau pembaruan untuk merespon dinamika zaman.

Keluarga sakinah dalam pandangan `Aisyiyah, kata Susi, merupakan bangunan keluarga melalui perkawinan yang sah dan dicatatkan. Dalam keluarga ini dilandasi rasa saling menyayangi dan menghargai dengan tanggung jawab dalam menghadirkan suasana kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan hidup.

"Kata 'saling' menjadi kata kunci dalam bangunan keluarga sakinah," kata dia.

Beberapa hal yang tidak kalah penting, lanjut dia, adalah adanya hubungan yang setara antara satu dengan yang lain, tidak ada sikap yang melecehkan dan merendahkan baik antara suami dengan istri maupun orang tua dengan anak. Hal itu menjadi landasan yang penting dalam membangun keluarga.

Dalam keluarga sakinah, kata Susi, keluarga memiliki banyak fungsi di antaranya membangun budaya spiritual, internalisasi nilai Islam yang berkemajuan, biologis-reproduktif, cinta kasih, pendidikan, ekonomi, perlindungan, kemasyarakatan, rekreasi dan kaderisasi.

Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh `Aisyiyah, Susi mencontohkan, melakukan pelatihan atau peningkatan kapasitas bagi suami dan istri melalui pelatihan pranikah maupun pascanikah sesuai fase masing-masing, usia 1-5 tahun pernikahan, 5-15 tahun. Masing-masing fase itu memiliki tantangannya masing-masing.

`Aisyiyah bisa melakukannya di semua lini baik itu melaui pengajian maupun melalui komunitas wali murid sekolah-sekolah yang dikelola oleh `Aisyiyah-Muhammadiyah, kata dia.

Selain itu, pendidikan keluarga juga bisa diintegrasikan dalam kurikulum sekolah sehingga dapat mengenalkan anak pada institusi keluarga, seperti cara bersikap pada orang tua, saudara maupun lingkungan sekitar termasuk literasi media dan teknologi. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: