Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aspek-APRINDO Dukung Dibentuknya LKS Tripartit

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia mendukung kehadiran lembaga kerja sama tripartit sektor ritel dalam membangun hubungan industrial berbasis kemitraan yang harmonis.

"Kami dukung wacana pembangunan LKS tripartit ini supaya tidak ada 'gontok-gontokan' antara kutub pekerja dan manajemen dalam perusahaan," kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Rudy R.J.Sumampouw di depan ratusan peserta lokakarya forum hubungan industrial sektor ritel di Jakarta, Selasa (4/8/2015).

Keberadaan lembaga kerja sama (LKS) itu dapat mendorong terwujudnya dialog sosial berbasis kemitraan yang akan membantu mencari solusi atas berbagai kebutuhan sektor ritel Indonesia menghadapi berbagai peluang dan tantangan yang menyertai pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), katanya.

Pemberlakuan MEA pada Desember 2015 mengharuskan kesiapan para pekerja sektor ritel di Tanah Air yang jumlahnya kini mencapai lebih dari dua juta orang karena pasar kerja Indonesia juga terbuka bagi para pekerja dari negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) lainnya, katanya.

Keterampilan kalangan pekerja sektor ritel Indonesia yang semakin baik itu akan meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka terhadap para pekerja asing sehingga mereka pun dapat menikmati upah yang semakin baik, katanya.

Pandangan tentang pentingnya LKS tripartit sektor ritel yang mewadahi para wakil perusahaan, serikat pekerja dan pemerintah untuk membangun dialog berbasis kemitraan dalam hubungan industrial yang harmonis itu juga disuarakan Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia Mirah Sumirat.

"Saya berharap terbangun pondasi dasar pembentukan LKS tripartit sektor ritel menjelang pemberlakuan MEA," kata perempuan aktivis yang memimpin asosiasi beranggotakan 78 ribu orang pekerja ini.

Menurut Mirah, hubungan industrial berbasis kemitraan itu harus dibangun atas prinsip "dialog sosial" dan "musyawarah mufakat" di mana para wakil manajemen dan serikat pekerja bersama-sama mengedepankan semangat transparansi dan kepercayaan saat membahas berbagai hal.

"Jadi tidak ada dusta di antara kita (manajemen-pekerja). Ini akan membantu kita membangun kemitraan yang harmonis antara manajemen dan serikat pekerja. Aksi hanya dilakukan kalau pintu dialog sudah tertutup," katanya.

Menuai dukungan Semangat membangun hubungan industrial berbasis kemitraan yang harmonis itu mendapat dukungan Sekretaris Regional UNI Apro Christopher Ng, Wakil Sekjen Asosiasi Pengusaha Pengusaha Indonesia (Apindo) Iftida Yasar, Aktivis UA-Zensen Jepang, Akiko Gono, serta Sesditjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kemenakertrans Iskandar Maula.

Menurut Christopher Ng, hubungan industrial berbasis kemitraan yang dibangun di atas prinsip dialog sosial dan musyawarah/mufakat ini sudah diterapkan di berbagai perusahaan yang ada di Indonesia.

Hero Supermarket yang relatif berhasil dalam membangun hubungan industrial berbasis kemitraan ini, misalnya, bahkan menjadi inspirasi bagi sejumlah perusahaan ritel lain di Indonesia, katanya.

Wakil Sekjen Apindo Iftida Yasar mengatakan dialog sosial itu sudah sepatutnya diterapkan di LKS bipartit yang menjadi wadah wakil manajemen dan serikat pekerja dalam perusahaan.

"Melakukan 'sweeping' (razia) dan unjuk rasa bukan 'social dialog'. Karenanya penting 'social dialog' ini disosialisasikan lewat LKS bipartit di perusahaan-perusahaan," katanya.

Aktivis UA-Zensen Jepang, Akiko Gono, juga menekankan hal yang sama. "Konfrontasi adalah jalan terakhir. Adapun hal pertama yang harus dilakukan serikat pekerja adalah dialog," katanya.

Dalam membangun hubungan industrial yang harmonis tersebut, transparansi dalam berdialog dan saling percaya menjadi bagian dari prinsip yang harus dipegang para pihak, kata Akiko Gono.

Bagi Sesditjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kemenakertrans Iskandar Maula, hubungan industrial yang harmonis itu akan sulit sekali diwujudkan jika pengusaha dan pekerja tidak mengedepankan prinsip musyawarah dan mufakat itu.

Kemenakertrans RI pun terus mendukung upaya membangun hubungan industrial berbasis kemitraan yang harmonis itu di Tanah Air melalui berbagai program kegiatannya, seperti pelaksanaan forum dialog sosial dan pelatihan bagi calon pelatih (training of trainers), katanya.

Lokakarya forum hubungan industrial sektor ritel yang berlangsung di Aula Adhyana Wisma Antara Jakarta dan diikuti kalangan serikat pekerja dan perusahaan itu diselenggarakan oleh Aspek Indonesia bersama dengan UNI Apro dan UA-Zensen Jepang. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: