Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menko Puan: Teknologi dan Inovasi Indonesia Masih Tertinggal

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani meminta sumber daya penelitian diperkuat guna mendorong peningkatan daya saing bangsa.

"Menurut World Economic Forum, Indeks Kompetitif Global Indonesia di 2014/2015 memang naik berada di peringkat 34 dari sebelumnya di urutan 38 di 2013/2014. Tapi dari 12 pilar Indeks Kompetitif Global tersebut empat pilar yakni infrastruktur, kesiapan teknologi, pendidikan tinggi dan training, dan inovasi masih tertinggal," kata Puan saat menjadi pembicara kunci di Rakornas Iptek 2015 di Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) di Jakarta, Selasa (4/8/2015).

Dalam era globalisasi peran ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam proses produksi semakin menentukan. Negara yang memiliki iptek dan inovasi terdepan akan berdaya saing tinggi. Para peneliti dan perekayasa, menurut dia, menjadi tumpuan negara untuk bisa menaikkan Indeks Kompetitif Global Indonesia. Karena itu, sumber daya penelitian, dalam hal ini sumber daya manusia (SDM) harus diperkuat.

Jumlah peneliti dan perekayasa Indonesia, menurut Puan, masih minim. Pada 2013, peneliti dan perekayasa Indonesia berjumlah 11.234 orang, sedangkan pengajar iptek di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) mencapai 120.492 orang. Dengan kata lain, ia mengatakan hanya ada 529 peneliti dari setiap 1,5 juta jiwa penduduk Indonesia.

"Ini miris, karena pada rapat khusus yang saya lakukan dengn Menko Ekuin (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) ternyata jumlah SDM yang berkaitan dengan infrastruktur, riset dan teknologi, pendidikan sangat kurang. Kalau kita hanya berpikir soal ipteknya saja tapi tidak ada SDM nya ya percuma," ujar dia.

Ia mengaku telah meminta Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir untuk fokus memperkuat SDM yang menjalankan iptek. "Anak-anak Indonesia dengan 'bibit unggul' harus diprioritaskan. Pengembangan iptek harus dibangun oleh anak-anak Indonesia sendiri".

Untuk itu pula, ia mengatakan sinergi antara Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dimunculkan.

Sementara itu, Menristekdikti M Nasir mengatakan meski masih memiliki kekurangan, SDM terbatas, perguruan tinggi belum ada yang masuk peringkat 100 besar dunia namun tetap dapat berkontribusi besar untuk memajukan iptek yang diharapkan bermanfaat bagi masyarakat.

Selama ini mungkin lembaga riset dan pengbangangan teknologi kekurangan SDM, sedangkan perguruan tinggi kekurangan alat canggih untuk laboratorium. Karena itu, ia mengatakan penggabungan Kemristek dengan Ditjen Dikti diharapkan dapat menjadi sinergi yang menghasilkan iptek dan inovasi yang baik. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: