Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasdem Jamin Krisis 1998 Tidak Terulang

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Rupiah terus melorot bahkan mata uang garuda sempat ditutup di angka Rp 13.500 beberapa hari lalu. Pelemahan ini membuat sejumlah pihak khawatir akan terulang kembali kondisi krisis ekonomi seperti yang terjadi di tahun 1998.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi XI Johnny G Plate yakin krisis ekonomi yang terjadi di penghujung era Orde Baru itu tidak akan terulang kembali atas dampak depresiasi rupiah yang terjadi saat ini sebab kondisi makro ekonomi Indonesia dinilai cukup kuat.

"Kondisi makro ekonomi kita tidak sama dengan tahun 1998 karenanya tidak perlu khawatir berlebihan atas pelemahan rupiah kali ini karena memang makroekonomi kita cukup kuat," kata Johnny saat dihubungi di Jakarta, Selasa (4/8/2015).

Kendati demikian, politisi Partai Nasdem itu meminta Bank Indonesia perlu mewaspadai kondisi tersebut dan mengawasi laju pelemahan rupiah secara ketat. Selain itu, lembaga pimpinan Agus Martowardojo itu diminta melakukan intervensi pasar valuta asing secara terukur.

Johnny melanjutkan kondisi pelemahan rupiah sebenarnya sudah diprediksi oleh pemerintah dalam penyampaian asumsi makro APBN 2015. Di situ, Menkeu Bambang Brodjonegoro mematok nilai tukar rupiah berada pada kisaran Rp 12.500 per satu dolar AS.

"Average setahun masih di bawah Rp 13.000 memang saat ini rupiah berada pada posisi yang terendah, yakni Rp 13.500 per satu USD, namun volatilitas rupiah ini sangat dipengaruhi oleh penguatan dolar AS selain terhadap banyak mata uang jangkar dunia lainnya dan satu lagi pelemahan rupiah lebih diakibatkan oleh kebijakan Janet Yellen Gubernur The Fed yang kemungkinannya akan menaikkan suku bunga USD dalam waktu dekat," paparnya.

Untuk itu, Johnny mengharapkan agar belanja modal APBN pada semester kedua 2015 lebih dipercepat dan penyerapan anggaran bisa menstimulasi perekonomian domestik dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.

"Dengan demikian, daya beli masyarakat semakin lebih kuat. Dana APBN 2015 yang saat ini menganggur di rekening pemda sebesar sekitar Rp 250 triliun seharusnya segera juga diserap agar bisa membantu stimulus ekonomi di daerah. Cadangan devisa kita masih cukup aman. Mudah-mudahan makroekonomi kita akan membaik pada semester kedua dengan demikian dapat meningkatkan kepercayaan terhadap rupiah," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: