WE Online, Semarang - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY memprediksikan inflasi bulan Agustus lebih rendah dibandingkan bulan Juli.
"Melihat pergerakan ekonomi saat ini, saya termasuk yakin pergerakan inflasi di bulan Agustus tidak lebih tinggi dibandingkan bulan Juli," kata Kepala BI Kanwil V Jateng-DIY Iskandar Simorangkir di Semarang, Sabtu (29/8/2015).
Melihat histori dari tahun-tahun lalu, biasanya puncak kenaikan inflasi di sepanjang tahun akan terjadi pada saat Lebaran. Apalagi, saat ini sedang terjadi penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah. Kondisi tersebut berdampak pada turunnya tingkat belanja masyarakat, dengan demikian inflasi juga akan turun.
Berdasarkan data BI, inflasi pada bulan Juli lalu sebesar 0,92 persen, sedangkan secara tahunan inflasinya mencapai 6,37 persen. Tingginya inflasi tahunan tersebut merupakan dampak dari kenaikan harga BBM pada tahun lalu.
"Dampak dari kenaikan harga BBM ini akan menghilang pada bulan November atau Desember mendatang. Setelah dampak tersebut hilang kemungkinan inflasi tahunan juga akan lebih rendah," katanya.
Sementara itu, mengenai hal yang memicu inflasi pada bulan Agustus ini yaitu musim kering yang dialami sebagian besar daerah di Jawa Tengah. "Beberapa waktu lalu saya mendampingi Gubernur Jateng melakukan kunjungan ke sejumlah daerah, ternyata beberapa daerah yang kami kunjungi sudah mengalami kekeringan di antaranya Rembang dan Blora," katanya.
Meski demikian, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah sudah mengantisipasi kenaikan tersebut dengan melakukan kerja sama antar daerah. "Kalau memang ada satu komoditas yang surplus di satu daerah tertentu, bisa disalurkan ke daerah lain. Upaya tersebut sejauh ini cukup efektif," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
