Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wapres Tanda Tangani Kehadiran BNI di Seoul

Warta Ekonomi -

WE Online, Seoul - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menandatangani prasasti sebagai tanda kehadiran PT Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk (BNI) di Korea. Penandatanganan ini merupakan bentuk dukungan pemerintah atas upaya BNI memperluas jaringan bisnis di Korea.  

Ceremony tersebut merupakan bagian dari persiapan BNI untuk mendapatkan Main Licence dari Financial Supervisory Commission (FSC) agar dapat beroperasi di Seoul. Saat ini, BNI sudah mengantungi Preliminary Licence yang dapat digunakan untuk mempersiapkan infrastruktur dan sumber dayanya.

Penandatanganan Prasasti Gedung Kantor BNI Seoul ini dilaksanakan bersamaan dengan acara Business Gathering yang diselenggarakan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI dan Kedutaan Besar RI untuk Republik Korea di Seoul, Jumat (28 Agustus 2015).

Hadir pada kesempatan tersebut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI Muliaman D Hadad, Duta Besar RI untuk Republik Korea John A Prasetio, Kepala BKPM Franky Sibarani, dan Direktur Utama BNI Achmad Baiquni.  Business Gathering ini dihadiri oleh lebih dari 100 eksekutif perusahaan dari sektor perbankan, investor perdagangan, biro hukum, dan kalangan bisnis Korea lainnya.

Acara Business Gathering ini digelar sebagai forum untuk memberikan update kepada para pelaku usaha Korea tentang situasi yang sedang terjadi di Indonesia. BKPM menegaskan bahwa Indonesia masih merupakan tempat investasi yang menarik bagi para investor Korea.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengutarakan, OJK meminta agar BNI bisa membuka Desk Korea untuk memfasilitasi hubungan ekonomi Indonesia dengan Korea. Banyak sekali potensi investasi di Indonesia yang dapat difasilitasi.

        "Korea memang melihat Indonesia sebagai rekan bisnis yang penting bagi mereka. Untuk itu kami juga mendorong agar pengusaha Indonesia masuk ke Korea. Karena perbankan akan efektif berbisnis apabila sektor riilnya juga maju," ujar Muliaman.

Sebelumnya, OJK memberi peluang untuk memfasilitasi bank asal Indonesia membuka kantor cabang di Korea sebagai bagian dari prinsip resiprokal dengan FSC Republik Korea. Sebelumnya, BNI telah mengirimkan surat ke OJK  pada tanggal 2 Oktober 2014 perihal Permohonan Pembukaan Kantor Cabang Luar Negeri Korea Selatan, dan kemudian OJK memberikan persetujuan pembukaan cabang BNI Seoul pada 21 November 2014. Peluang semakin lebar setelah FSC memberikan Preliminary Licence pada 4 April 2015.

Sementara itu, Achmad Baiquni mengutarakan bahwa, misi utama BNI dalam memperluas jaringan ke Korea tersebut adalah ingin berperan aktif dalam memperlancar interaksi keuangan antar entitas bisnis di Korea Selatan yang memiliki bisnis di Indonesia dan sebaliknya. Berbagai layanan yang siap diberikan oleh BNI melalui kantor cabang luar negeri ke-6 ini adalah Trade Finance, Remitansi, Offshore Loan, Conventional Funding, hingga Treasury Business.

Model bisnis yang akan dikembangkan BNI dengan Cabang terbarunya ini akan semakin menajamkan hubungan kerja sama dengan beberapa bank regional asal Korea yang selama ini sudah dilakukan yaitu dengan Nonghyup Bank, Kookmin Bank, dan Kexim Bank. Salah satu manfaatnya antara lain memberikan pinjaman rupiah kepada perusahaan-perusahaan Korea yang ingin mengembangkan bisnis di Indonesia dengan rate yang lebih kompetitif.

Potensi bisnis perbankan utama yang diberikan adalah pelayanan ekspor impor mengingat Indonesia dan Korea Selatan merupakan mitra dagang yang sudah berhubungan lebih dari empat dasawarsa. Potensi Trade Finance Services dapat diperoleh dari pembukaan Letter of Credit (L/C), pembiayaan ekspor, forfaiting, hingga Offshore Loan. juga tidak menutup kemungkinan pembukaan ATM di Seoul. BNI Seoul dapat melayani pembukaan L/C sekitar 10% dari jumlah pembukaan L/C di Kantor Pusat di Jakarta, dan melayani Usance Payable At Sight Refinancing sekitar 20% dari total ekspor yang dilayani di Kantor Pusat Jakarta.

Saat ini, terdapat lebih dari 2.000 perusahaan asal Korea yang bergerak di Indonesia, dimana terdapat lebih dari 50.000 ekspatriat Korea yang bekerja di berbagai kota di Indonesia. Jumlah remitansi dari Indonesia ke Korea mencapai lebih dari US$ 160 juta. Pada saat yang sama, lebih dari 40.000 pekerja Indonesia berada di Korea dan mencatatkan remitansi ke Indonesia sekitar USD 110 juta. Keberadaan BNI Seoul dapat mempermudah layanan remitansi dari Korea ke Indonesia yang diperkirakan mencapai lebih dari 240.000 kiriman per tahun. Dengan demikian, komitmen BNI  untuk membuka peluang bisnis lintas batas antara Indonesia dan Korea serta memecahkan hambatan-hambatannya, dapat terwujud.

Ketua BNP2TKI Nusron Wahid menyebutkan bahwa dengan adanya BNI di Korea diharapkan akan mengalihkan kebiasaan TKI di Korea dari pengiriman uang melalui fasilitas nonbank menjadi berbasis rekening. Itu diharapkan akan semakin mendekatkan TKI ke lembaga keuangan asal Indonesia.

Keberadaan BNI Seoul menambah cakupan layanan BNI di luar negeri. Saat ini, BNI memiliki lima kantor cabang di luar negeri; yaitu di London, New York, Tokyo, Singapura, Hongkong; satu sub branch di Osaka; Limited Purpose Branch di Singapura; dan satu anak perusahaan di Hong Kong, BNI Remittance Limited, yang khusus menangani transaksi kiriman uang. Remittance representative officer yang tersebar di Malaysia, Korea Selatan, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab, Belanda dan Amerika Serikat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Achmad Fauzi
Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: