WE Online, Jakarta - Dia mengatakan perjalanan Indonesia selama 70 tahun terakhir selalu ada manis dan pahitnya. Kadang ekonomi Indonesia berjaya dan kadang pula merana.
"Satu hal yang bisa kita tarik, sejarah selalu berulang. Pada waktu saya kuliah S1 di UI itu salah satu mata kuliah wajib jurusan adalah sejarah perekonomian," ujar Menkeu dalam sambutannya pada acara Seminar Nasional Perekonomian Indonesia dari Masa ke Masa: Tantangan, Strategi, dan Pembelajaran Bangsa di kompleks Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (31/8/2015).
Menurutnya pada masa itu, mata kuliah sejarah perekonomian bukanlah hal yang penting. "Pada waktu itu kita main-main saja namanya juga masih 21 tahun yang penting tidak ngulang. Ketika saya berkarier pun saya masih belum tahu pentingnya sejarah perekonomian. Nah, ketika saya terlibat di Kemenkeu saya baru tahu betapa pentingnya sejarah perekonomian," ceritanya.
Menkeu menjelaskan pentingnya sejarah perekonomian agar kita tidak terjebak dalam business cycle yang tidak bisa terus-menerus tumbuh seperti kurva.
"Kenapa penting? Karena kita sering terlambat dalam jebakan business cycle. Setelah 1998 kita mengandalkan batu bara dan CPO, tapi sekali lagi sejarah mengingatkan kita harga-harga itu tidak selamanya tinggi. Harus kita ingat pada 2010 itu harga CPO itu sebenarnya tidak normal, tapi tidak normal ke atas dan sekali lagi kita terlambat mengantisipasinya," tukasnya.
Oleh sebab itu, Menkeu mengajak masyarakat untu terus belajar sejarah agar pembangunan komprehensif. Menurutnya, sejarah akan selalu berulang, tidak selamanya Indonesia mengalami pertumbuhan yang terus melaju sehingga hal ini perlu dipersiapkan sejak dini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement
