Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Seskab: Penguatan Dolar Jadi Persoalan Dunia

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung Wibowo mengemukakan, sekarang ini ada kesadaran kolektif bahwa melesatnya nilai tukar dollar AS terhadap rupiah menjadi seperti sekarang ini bukan semata-mata karena persoalan policy dalam negeri, tapi sudah menjadi persoalan dunia.

Kalau lihat konstruksinya negara kita dibandingkan dengan negara lain, menurut Pramono, Indonesia relatif lebih stabil. Di kawasan ASEAN, dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, menurut Pramono, Indonesia itulebih stabil, karena memang pondasi ekonomi kita cukup baik.

"Tetapi ini kan dampak ini  dirasakan juga oleh dunia, apalagi ketika harga komoditas turun, harga natural resources turun, kemudian ada seperti ini, kita memang mengalami pelambatan dengan pertumbuhan terakhir 4,7%," papar Pramono Anung, di Jakarta, Selasa (1/9/2015).

Namun Seskab mensyukuri karena dalam seminggu terakhir dibandingkan sebelumnya, sekarang ini ada trend stabilitas, kurs mata uang rupiah terjaga, pasar sahamnya juga mengalami kenaikan.

"Mudah-mudahan trend warna hijau ini bisa dipertahankan," ujarnya.

Yang paling penting, menurut Seskab, dalam kondisi ini ketika pemerintah terutama Presiden, Wakil Presiden yakin dengan langkah-langkah yang diambil, termasuk dengan paket kebijakan yang akan dikeluarkan, maka akan membangkitkan optimisme, karena persoalan yang dihadapi saat ini lebih pada masalah persepsi.

Saat ditanya mengenai kebijakan baru yang akan diambil pemerintah, Seskab Pramono Anung menjelaskan, bahwa kebijakan itu saat ini lagi dipersiapkan oleh Presiden. Tidak tepat jika ia yang menyampaikannyaya kebijakan baru itu.

Tetapi intinya, lanjut Seskab, kebijakan baru itu adalah menghilangkan barrier dan memberikan stimulus. "Stimulusnya apa nanti Menko Perekonomian dan menteri terkait yang menyampaikan," ujarnya.

Mengenai masalah dwelling time (waktu bongkar muat di pelabuhan), menurut Seskab, Presiden dalam rapat paripurna terakhir sudah menyampaikan, target beliau pada akhir Oktober itu menjadi 3-4 hari.

"Nah kalau itu kan terjadi pemotongan yang cukup signifikan, dari sebelumnya 7 hari sekarang menjadi 4 hari, mudah-mudahan ini bisa terwujud. Jadi costnya lebih murah, efisiensi terjadi, bisa meningkatkan produktivitas," terang Pramono.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Achmad Fauzi
Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: