Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Proyek Kereta Cepat Harusnya Berikan Solusi, Bukan Kontroversi

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Wakil ketua Komisi V DPR Yudi Widiana Adia meminta proyek kereta cepat Jakarta-Bandung seharusnya lebih memberikan solusi daripada memicu kontroversi seperti yang terjadi saat ini.

Hal itu disampaikannya menyusul adanya pro dan kontra terhadap proyek yang berpotensi untuk menelan anggaran Rp 73 triliun tersebut.

"Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung seharusnya memberikan solusi untuk membantu mengurangi kemacetan dan menekan urbanisasi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi, bukan memicu kontroversi seperti saat ini," kata Yudi di Jakarta, Selasa (1/9/2015).

Menurut Yudi, salah satu keunggulan kereta cepat adalah mengurangi waktu perjalanan dan akan berimbas pada perkembangan wilayah yang dilaluinya. "Selama proyek ini sesuai aturan dan tidak membebani APBN, silakan saja," ujarnya.

Pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub), juga harus mempertimbangkan sejauh mana proyek yang akan dibiayai dari utang ini memiliki multiply effect untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain ia  menegaskan pemenang proyek tersebut haruslah yang memiliki rekam jejak zero accident. "Dan tak kalah penting harus bersinergi dengan moda transportasi lain," tambahnya.

Ia juga mempertanyakan sikap pemerintah yang baru mengusulkan proyek ini lewat penyertaan modal negara (PMN) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Menurutnya, sebagaimana tertera dalam nota keuangan yang disampaikan presiden pada pertengahan Agustus lalu, pemerintah mengusulkan PMN ke PT Wijaya Karya sebesar Rp 3 triliun untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

"Komisi V menyayangkan kenapa pemerintah tidak memberikan penjelasan secara rinci terlebih dahulu tentang proyek ini kepada publik, khususnya kepada kami, sehingga menyebabkan perdebatan sejumlah kalangan," tanya Yudi.

Seperti diketahui, pemerintah berencana membangun kereta cepat ini melalui konsorsium sejumlah perusahaan dari Tiongkok dan badan usaha milik negara (BUMN). BUMN karya yang bergabung, yaitu Waskita Karya, Wijaya Karya, Adhi Karya, Jasa Marga, dan PTPN VIII. Selain Tiongkok, Jepang juga belakangan ikut memperebutkan proyek ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: