Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diskop Minta UKM di Lebak Bisa Berdaya Saing Hadapi MEA

Warta Ekonomi -

WE Online, Lebak - Pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) Kabupaten Lebak, Banten meningkatkan kualitas produksi menjelang pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), kata Kepala Bidang Pemberdayaan UKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Restu.

"Kita minta pelaku UKM bisa berdaya saing untuk merebut peluang pasar tunggal itu," katanya di Rangkasbitung, Rabu (2/9/2015).

Untuk meningkatkan kualitas produksi UKM, sehingga harus ditingkatkan sumber daya manusia (SDM) dan pelayanan aparatur pemerintah juga pelaku usaha. Sebab, menjelang pasar bebas tentu cukup berat untuk mendorong pengembangan ekonomi rakyat.

Selain itu juga pelaku usaha harus memiliki keunggulan dengan produk luar, sehingga produk UKM diminati pasar bebas tersebut. Saat ini, jumlah UKM di Lebak setiap tahunnya meningkat, bahkan sampai September 2015 tercatat 49.686 unit dari sebelumnya 49.400 unit usaha.

"Kita bagaimana produk UKM lokal agar lebih menarik pasar dan pengemasan produk barang juga harus dibenahi serta diberikan pembekalan moral jiwa kewirausahaan," katanya.

Menurut dia, apabila pelaku usaha itu belum siap menghadapi pasar bebas MEA, maka dipastikan serbuan produk barang luar akan membanjiri pasar domistik.

Untuk itu, pihaknya mendorong pelaku usaha agar meningkatkan kualitas produksi sehingga dapat berdaya saing dengan negara-negara di kawasan ASEAN.

"Kita jangan sampai menjadi penonton pada pasar bebas MEA itu, tetapi bisa berinovasi dan berkreasi guna mendongkrak pengembangan ekonomi masyarakat," katanya.

Menurut dia, selama ini produk-produk kerajinan Kabupaten Lebak sudah menembus pasar dunia, seperti batu posil, permata kalimaya, kerajinan bambu dan gula aren. Produksi itu dipasok ke sejumlah negara di ASEAN, Eropa, dan Timur Tengah, katanya.

Dengan demikian, pihaknya terus meningkatkan kualitas dan produksi hasil kerajinan bisa bersaing guna di kawasan pasar tunggal ASEAN.

"Kami yakin Lebak siap menghadapai MEA karena ini sudah menjadi tuntutan di semua daerah sehingga dapat mendongkrak ekonomi rakyat," katanya.

Restu menyebutkan, pemerintah daerah terus mengoptimalkan pembinaan terhadap pelaku UKM sehingga dapat melahirkan klaster-klaster usaha yang pada akhirnya bisa mengatasi kemiskinan.

Selama ini, kata dia, potensi pengembangan pelaku UKM sangat menjanjikan dan prospektif.

Saat ini, pelaku UKM Lebak yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, di antaranya kerajinan gula semut dan gula cetak, anyaman bambu, emping melinjo, sale pisang, serta makanan olahan tradisional lainnya.

Selain itu, kerajinan Baduy, seperti kain tenun, tas, dompet, cendera mata, dan madu hutan.

"Kami berharap kedepan produk-produk UKM Lebak bisa membanjiri pasar domestidan global," katanya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Wawan Ruswandi mengatakan untuk membantu kesiapan UKM menjelang MEA, pihaknya mengoptimalkan pembinaan pada pengusaha melalui pelatihan diversifikasi produk, manajemen, keuangan, dan kewirausahaan.

Saat ini, pelaku UKM di Lebak berkembang antara lain usaha kerajinan tangan, logam, aneka jenis makanan, hasil produksi pertanian, dan perkebunan, serta pertambangan.

"Kami terus mendorong pelaku UMK harus menjadikan kekuatan ekonomi masyarakat dan bisa bersaing pada pasar bebas itu," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: