Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar Menguat di Perdagangan Asia

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Kurs dolar menguat terhadap euro dan yen serta beberapa mata uang Asia lainnya, termasuk rupiah Indonesia, di perdagangan Asia pada Rabu (2/9/2015), karena bangunan optimisme atas kesehatan ekonomi Amerika Serikat.

Tetapi dolar Australia yang bergantung sumber daya mencapai posisi terendah enam tahun, karena menumpuknya bukti bahwa pertumbuhan ekonomi Tiongkok sedang melambat.

Unit AS diambil 120,04 yen pada perdagangan sore di Tokyo, naik dari 119,51 yen di New York pada Selasa sore. Euro bervariasi di 1,1286 dolar dan 135,49 yen terhadap 1,1313 dolar dan 135,20 yen.

Data ketenagakerjaan AS untuk Agustus akan diumumkan pada Jumat, secara luas diharapkan menjadi positif, menurut para ekonom yang disurvei Bloomberg, yang memperkirakan lebih dari 200.000 pos diciptakan untuk bulan keempat berturut-turut.

Sementara tidak spektakuler, itu akan menambah momentum ke pemulihan tentatif di ekonomi terbesar dunia.

Para investor sedang mempertimbangkan kemungkinan Federal Reserve menaikkan tingkat suku bunga nol pada bulan ini. Bank sentral AS akan menentukan waktu kenaikan suku bunga pertama sejak 2006 setelah melihat data ekonomi.

"Dolar AS akan bertahan berkat data penggajian pada Jumat," Imre Speizer, seorang penyiasat pasar senior di Westpac Banking Corp di Auckland, mengatakan kepada Bloomberg News.

"Tidak ada alasan untuk berpikir bahwa kita akan mendapatkan hasil yang buruk dan itu akan mempertahankan harga untuk kenaikan suku bunga Fed di tempat." Titik penting narasi dari beberapa bulan terakhir -- pelambatan pertumbuhan di Tiongkok -- tetap di tempat setelah data baru pada Selasa menunjukkan sektor manufaktur negara itu sedang mengalami kontraksi.

Tiongkok -- yang menyumbang sekitar 13 persen dari PDB global -- telah hampir menjadi titik terang tunggal dalam ekonomi dunia sejak krisis keuangan meletus pada 2008.

Tetapi tanda-tanda melemahnya sedang mengirimkan getaran ke seluruh dunia, dengan negara-negara yang sangat bergantung pada perdagangan dengan Beijing yang lapar sumber daya menjadi sangat terpukul.

Australia, yang pada Rabu mengumumkan pertumbuhan PDB triwulanan gagal mengesankan hanya 0,2 persen, ada di garis depan; mata uangnya, yang setara dengan greenback dua tahun lalu, terpukul menjadi 69,82 sen AS pada Selasa. Kemudian merayap kembali di atas tanda 70 sen.

Dolar secara luas lebih kuat terhadap mata uang Asia-Pasifik. Unit AS meningkat menjadi 1,4146 dolar Singapura dari 1,4076 dolar Singapura pada Selasa, menjadi 46,73 peso Filipina dari 46,70 peso, menjadi 1.180,98 won Korea Selatan dari 1.171,70 won, dan menjadi 32,47 dolar Taiwan dari 32,36 dolar Taiwan.

Greenback juga menguat menjadi 35,74 baht Thailand dari 35,72 baht, menjadi 66,30 rupee India dari 66,23 rupee, dan menjadi 14.131,80 rupiah Indonesia dari 14.085 rupiah. Sementara itu, yuan Tiongkok diambil 18,85 yen terhadap 18,91 yen. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: