Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masyarakat Diminta Cintai Produk Pertanian dalam Negeri

Warta Ekonomi -

WE Online, Lebak - Masyarakat diminta mencintai berbagai produk komoditas pertanian dalam negeri untuk menghadapi pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN.

"Kita sebagai bangsa yang kaya aneka ragam produk pertanian, tentu harus mencintai produk dalam negeri sendiri," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Kamis (3/9/2015).

Kualitas produksi komoditas pertanian dalam negeri itu tidak kalah dibandingkan produk luar negeri. Bahkan, beberapa produk komoditas pertanian dari Kabupaten Lebak menembus pasar Eropa dan Timur Tengah, seperti manggis dan rambutan. Karena itu, kata dia, pemberlakuan pasar bebas MEA Desember mendatang diharapkan masyarakat dapat mencintai berbagai ragam produk komoditas pertanian dalam negeri.

"Kami minta semua elemen masyarakat agar mencintai produk lokal agar bisa bersaing dengan negara lain," katanya.

Menurut dia, sebetulnya varietas produk komoditas pertanian lokal memiliki keunggulan, di antaranya menyehatkan untuk dikonsumsi manusia juga harganya terjangkau kalangan masyarakat. Selain itu kualitas aneka rasa beragam, di antaranya ada yang manis, pulen, beraroma juga kelebihan lainnya, termasuk makanan organik tanpa menggunakan bahan kimia atau pengawet.

Misalnya, berbagai ragam produk komoditas pertanian itu, seperti pangan, buah-buahan, ubi-ubian dan sayur-sayuran. "Saya kira keunggulan itu tentu memiliki nilai tambah bagi produk dalam negeri sendiri," katanya menjelaskan.

Dede mengajak masyarakat agar mencintai produk komoditas dalam negeri dibandingkan produk negara-negara ASEAN lainnya. Apabila, masyarakat mencintai produk lokal tentu dapat mengantisipasi ketergantungan kepada produk impor.

Di samping itu mencintai produk dalam negeri bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat juga penyerapan lapangan pekerjaan. Bahkan, kata dia, mencintai produk lokal bisa mengatasi masalah krisis rupiah terhadap dolar.

"Kami mengimbau seluruh rakyat mencintai produk komoditas pertanian dalam negeri, sehingga memberikan nilai tambah cukup besar untuk kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Untuk menghadapi pasar tunggal itu, pihaknya terus mengembangkan berbagai ragam produk komoditas pertanian juga peningkatan sumber daya manusia (SDM) serta penerapan teknologi. Pengembangan ini, kata dia, guna memiliki kualitas serta produktivitasnya cukup tinggi, sehingga dapat mengalahkan produk pertanian dari luar.

Pemerintah daerah kini mengembangkan 17 komoditas tanaman hortikultura, diantaranya jenis buah-buahan dan sayur-sayuran. Saat ini, produksi komoditas hortikultura sekitar 8.694.984 kuintal dengan luas 389.204 hektare. Ke-17 tanaman hortikultura itu antara lain alpukat, belimbing, duku, durian, mangga, manggis, rambutan, salak, pisang, nangka, dan nanas.

Pengembangan ini, ujarnya, wilayah Lebak sudah memiliki kawasan sentra produk komoditas hortikultura, seperti manggis di Kecamatan Cipanas, Bayah, Lebakgedong, Sobang dan Muncang. Buah durian di Kecamatan Leuwidamar, Gunungkencana, Cirinten, Muncang dan Bojongmanik. Kawasan buah duku di Kecamatan Warunggunung, Cikulur, dan Cibadak.

Komoditas buah mangga di Kecamatan Panggarangan, Malingping, Cihara dan Bayah, sedangkan, buah rambutan dan salak di Kecamatan Maja, Cimarga Curugbitung, Rangkasbitung, Cijaku, Leuwidamar dan Sajira. Seorang petani rambutan tangkue Kecamatan Curugbitung, Kabupaten Lebak, Mulyadi mengaku dirinya siap mengahadapi pasar bebas MEA dengan meningkatkan kualitas dan produktivitas.

Sebab, dirinya setiap panen selalu memasok ke pasar Timur Tengah melalui perusahaan dari Jakarta. Namun, kata dia, buah rambutan tangkue itu sebelum diekspor terlebih dulu disortir. Pihaknya mengembangkan buah rambutan tangkue ini, karena biaya produksinya tidak besar dibandingkan tanaman karet.

"Kami yakin komoditas rambutan tangkue akan merebut pasar tunggal itu," katanya. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: