Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BKPM Berusaha Pecahkan Anomali Investasi Sektor Tekstil

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengadakan pertemuan dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan kalangan industri tekstil untuk membahas masalah yang sedang dihadapi oleh pelaku usaha di sektor tekstil.

Menurutnya, pertemuan ini diadakan untuk memecahkan masalah anomali terkait dengan investasi di sektor tekstil, terutama terkait dengan perkembangan investasi yang dalam masa konstruksi dan investasi lama yang masih berlangsung.

Anomali yang dimaksudnya adalah data BKPM menunjukkan ada perkembangan positif investasi sektor tekstil yang sedang memasuki tahap konstruksi, sementara di sisi lain kalangan industri tekstil existing yang mengutarakan permasalahan, mengancam kelangsungan usaha mereka.

"Kami dari BKPM tentu saja tidak happy dengan kondisi yang ada sekarang. Pada satu sisi investasi di sektor tekstil sepanjang semester I-2015 tumbuh positif. Bahkan, beberapa proyek investasi yang sedang konstruksi menyatakan prospek mereka untuk melakukan ekspor ketika sudah memasuki tahap produksi komersial. Tapi, di sisi lain kalangan industri tekstil existing justru menyuarakan permasalahan menyangkut kelangsungan usahanya. Bahkan, ada yang menutup usaha dan melakukan PHK terhadap karyawannya," kata  Franky menjelaskan hasil pertemuan dengan pengurus API dan kalangan industri tekstil di Kantor BKPM, Kamis  (3/9/2015).

Dalam pertemuan tersebut terungkap bahwa permasalahan yang diungkapkan oleh kalangan industri tekstil lebih banyak dihadapi oleh industri yang memiliki pangsa pasar domestik.

Merujuk kepada penjelasan API, adanya pelambatan pertumbuhan ekonomi menyebabkan daya beli masyarakat menurun dan lebih memprioritaskan untuk membeli kebutuhan primer dibandingkan membeli kebutuhan sekunder, termasuk tekstil. Pasar tekstil domestik juga semakin tertekan dengan maraknya produk ilegal yang membanjiri pasaran.

Bahkan, akibat dari tekanan pasar domestik ini, menurut data API, pusat industri tekstil Mohamad Toha di Bandung yang pada awalnya berjumlah 42 pabrik kini tinggal 26 yang beroperasi.

"Sementara untuk industri tekstil yang berorientasi ekspor relatif tidak menghadapi permasalahan, kecuali untuk meningkatkan daya saing ekspor melalui kebijakan perdagangan bebas, khususnya dengan Uni Eropa dan Turki," jelasnya.

Dalam pertemuan tersebut, BKPM dan API mengidentifikasi beberapa isu yang dapat didorong untuk meningkatkan daya saing industri tekstil existing. Beberapa isu tersebut adalah persoalan perizinan, khususnya yang menyangkut perizinan penggunaan air permukaan, perizinan tenaga kerja wanita untuk shift malam, tarif listrik bagi industri yang berdaya saing dengan negara lainnya dan sebagainya.

"BKPM akan mengintensifkan koordinasi dengan kementerian/lembaga untuk mengatasi permasalahan–permasalahan tersebut. Misalnya, jika menyangkut pertanahan, tentu kami akan berkoordinasi dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Termasuk koordinasi dengan pemerintah daerah menyangkut izin-izin di daerah," tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: