Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketidakpastian Kenaikan Suku Bunga The Fed Bertambah Panjang

Warta Ekonomi -

WE Online, Washington-Ketidakpastian mengenai apakah Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunganya dalam dua minggu mendatang masih bertahan, meskipun laporan ketenagakerjaan AS Agustus pada Jumat menunjukkan tingkat pengangguran turun ke tingkat yang Fed anggap sebagai "full employment".

Dalam definisi ekonomi, "full employment" adalah suatu kondisi ketika perekonomian telah menggunakan sumber daya yang ada secara maksimal.

Tingkat pengangguran AS pada Agustus turun lebih dari yang diharapkan menjadi 5,1 persen, terendah sejak April 2008 dan di tingkat bank sentral AS dilihat sebagai "full employment", di mana tingkat pengangguran adalah antara 5,0 persen hingga 5,2 persen.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pada Jumat ekonomi menambahkan 173.000 pekerjaan pada Agustus, kurang dari perkiraan pasar 223.000 pekerjaan, tetapi kenaikan pekerjaan dua bulan sebelumnya direvisi naik, sehingga mendorong tingkat pengangguran turun.

Departemen Tenaga Kerja merevisi kenaikan lapangan pekerjaan Juli menjadi 245.000 dari estimasi sebelumnya sebesar 215.000, sedangkan data Juni direvisi naik menjadi 245.000 dari 231.000. Setelah direvisi, kenaikan lapangan kerja pada Juni dan Juli gabungan mencapai 44.000 lebih besar daripada yang dilaporkan sebelumnya. Selama tiga bulan terakhir, peningkatan pekerjaan telah mencapai rata-rata 221.000 per bulan.

Ini adalah data ketenagakerjaan utama terakhir sebelum Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), unit kebijakan The Fed, bertemu pada 16-17 September untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan federal fund untuk pertama kalinya sejak 2006.

Kepala The Fed Cabang Richmond, Jeffrey Lacker pada Jumat menyebut laporan ketenagakerjaan itu sebuah angka yang kuat, mengatakan bahwa hal itu tidak mengubah gambaran untuk kebijakan moneter. Lacker telah menjadi pendukung vokal menaikkan suku bunga lebih awal.

Menyusul laporan ketenagakerjaan, saham-saham AS jatuh, karena banyak investor melihat laporan itu cukup kuat bagi Fed untuk kemungkinan menaikkan suku bunganya pada akhir bulan ini.

Menurut risalah terbaru dari FOMC, kebanyakan pejabat Fed percaya kondisi ekonomi mendekati titik untuk memperkuat kebijakan, terutama di sisi ketenagakerjaan.

Risalah meninggalkan sinyal bervariasi tentang apakah para pejabat Fed akan memutuskan untuk menaikkan suku bunga dalam pertemuan kebijakan moneter berikutnya pada September.

Banyak pejabat Fed, termasuk Ketua The Fed Janet Yellen, telah mengulang bahwa tepat untuk menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Investor pasar secara luas melihat September atau bahkan kemudian sebagai waktu yang paling mungkin untuk kenaikan suku bunga Fed.

Gejolak pasar dunia baru-baru ini, pertumbuhan global yang lebih lambat dan tingkat inflasi yang rendah di Amerika Serikat, juga telah membuat para pejabat Fed terpecah atas waktu untuk kenaikan suku bunga pertama dalam hampir satu dekade.

Kepala The Fed Cabang New York, William Dudley mengatakan baru-baru ini bahwa prospek kenaikan suku bunga September "tampaknya kurang mendesak" daripada beberapa minggu yang lalu. Tetapi Wakil Ketua The Fed Stanley Fischer mengatakan kepada media AS bahwa terlalu dini untuk menentukan apakah gejolak pasar baru-baru ini telah membuat kenaikan suku bunga September kurang lebih mendesak.

Pada acara Brookings pada Kamis, empat mantan ekonom Fed setuju bahwa The Fed tidak mungkin untuk menaikkan suku bunga jangka pendek pada pertemuan September, dan mereka semua mengharapkan kenaikan suku bunga sebelum akhir tahun.(Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: