Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS Tentang Perpanjangan Masa Jabatan Presiden Rwanda Kagame

Warta Ekonomi -

WE Online, Washington-Amerika Serikat (AS) pada Jumat menegaskan penentangannya terhadap kemungkinan masa jabatan ketiga Presiden Rwanda Paul Kagame, setelah parlemen negara itu mendukung perubahan undang-undang dasar, yang akan memungkinkannya tetap memimpin dalam dasawarsa berikutnya.

Kagame, 57 tahun, mengemudikan politik Rwanda sejak 1994, ketika serangan kelompok pemberontaknya, Front Patriotik Rwanda (RPF), mengakhiri pemunahan oleh pegaris keras Hutu, yang menyebabkan sekitar 800.000 warga tewas, sebagian besar dari mereka adalah orang Tutsi.

Ia pada awalnya disambut Barat tetapi terdapat keprihatinan tentang aturan kuat, yang dilakukannya, yang dikatakan kritikus bahwa ia membungkam oposisi dan media.

"Kami tidak mendukung mereka dalam kedudukan mengubah kekuatan undang-undang dasar semata-mata untuk politik kepentingan diri mereka," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri John Kirby dalam pernyataan dan mencatat bahwa Washington melihatnya dengan keprihatinan.

Ia menambahkan bahwa Presiden Kagame telah berulang kali menyatakan komitmennya untuk menghormati batas jangka konstitusional dan membimbing generasi pemimpin selanjutnya yang mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas yang luar biasa untuk Rwanda.

"AS menggarisbawahi pentingnya komitmen ini," kata Kirby.

Anggota-anggota parlemen Rwanda baru-baru ini mengatakan mereka hanya menemukan 10 orang dalam konsultasi nasional yang menentang perubahan konstitusi itu di mana memungkinkan Kagame memimpin untuk masa jabatan ketiga.

Setiap perubahan konstitusi akan membutuhkan suara untuk mendapatkan dukungan setidaknya tigaperempat dari kedua majelis parlemen dan selanjutnya diikuti oleh referendum nasional.

Anggota-anggota parlemen telah memilih pada Juli lalu dengan dukungan awal dari gagasan perubahan tersebut.

Sebagai mantan Menteri Pertahanan dan kemudian Wakil Presiden, Kagame secara luas dilihat sebagai kekuatan di balik kedudukannya bahkan sebelum ia mengambil alih jabatan presiden pada 2003, di mana saat itu ia memenangkan 95 persen suara.

Ia terpilih kembali pada 2010 dengan cara yang sama, yaitu memang secara telak dalam penghitungan suara. Pemilu berikutnya dijadwalkan pada 2017.

Kagame mengatakan keputusannya memimpin kembali untuk masa jabatannya yang ketiga adalah untuk "orang Rwanda".(Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: