Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menggerakkan Roda Ekonomi dari Perpustakaan

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mengalami perlambatan sejak beberapa tahun terakhir. Diketahui, pada semester I-2015 pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia hanya sebesar 4,7 persen atau turun apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sekitar 5,17 persen. Perlambatan ekonomi Indonesia disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat dan juga terbatasnya pertumbuhan investasi di dalam negeri.

Di tengah situasi ekonomi yang sedang kurang baik ini, Coca-Cola Foundation Indonesia hadir menawarkan program menarik bernama PerpuSeru yang dapat menggerakkan roda perekonomian Indonesia, terutama di daerah-daerah. Program yang mendapat dukungan dari Bill & Melinda Gates Foundation ini sukses mengembangkan perpustakaan umum menjadi pusat belajar masyarakat yang memberikan pelayanan berbasis teknologi, informasi, dan komunikasi.

Direktur Program PerpuSeru Erlyn Sulistyaningsih mengatakan pihaknya memiliki visi untuk memperkuat masyarakat Indonesia dengan menciptakan perubahan sosial yang positif melalui transformasi perpustakaan umum menjadi pusat belajar masyarakat yang terbuka, mudah diakses, kreatif, dan mampu memberikan kesempatan.

"Dampak nyata dari program ini adalah peningkatan kualitas hidup masyarakat, di antaranya mendapatkan pekerjaan, menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan prestasi pendidikan, meningkatkan pengetahuan kesehatan sebagai media aktualisasi diri, terciptanya peer support group di antara masyarakat, menyalurkan hobi, serta pengembangan usaha di masyarakat," katanya di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Erlyn memaparkan pihaknya percaya perpustakaan dapat menjadi tempat berkegiatan untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan menggerakkan roda perekonomian. Ia mengatakan fokus dari pihaknya kepada masyarakat adalah kepada kelompok pemuda di daerah, perempuan, dan juga pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Di daerah itu banyak pemuda yang merasa tidak memiliki peluang sehingga mereka pergi ke kota-kota dan menyisakan orang tua saja di desa. Padahal, anak-anak muda itu tidak perlu pergi ke kota untuk mencari informasi dan mendapatkan peluang apabila ada fasilitas. Mereka bisa mengembangkan UKM, mereka juga bisa mengembangkan usaha pertanian atau kerajinan apabila ada fasilitas untuk belajar," paparnya.

Ia menambahkan bahwa kelompok perempuan di daerah sebenarnya bisa diberdayakan dan diajak berpartisipasi untuk memajukan ekonomi di daerah tersebut. Ia menegaskan perpustakaan adalah tempat yang ideal bagi para perempuan untuk mengembangkan potensi diri yang dimilikinya.

"Perpustakaan itu salah satu tempat yang aman dan nyaman bagi para perempuan di daerah untuk berkegiatan. Dengan demikian, perempuan akan mendapatkan manfaat dan juga sumber penghasilan. Hal ini sejalan dengan manfaat yang didapatkan pelaku usaha mikro yang memperoleh manfaat pengembangan usaha dari adanya perpustakaan," imbuhnya. 

Perempuan yang mengenyam pendidikan di Universitas Atmajaya ini menjelaskan PerpuSeru memberi pendampingan, advokasi, dan monitoring kepada mitra perpustakaan, serta penyedia sumber daya manusia (SDM) sebagai tim pelaksana. Ia mengatakan dukungan akan difokuskan pada upaya pemberdayaan dan memastikan keberlanjutan dari mitra perpustakaan. Ia menambahkan tahap berikutnya adalah mendukung realisasi rencana dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan pendampingan yang dibutuhkan.

"Dengan mengusung tagline PerpuSeru untuk Hidup Lebih Baik, kami mengajak masyarakat semua untuk secara aktif berpartisipasi mendukung pengembangan perpustakaan sehingga memberikan manfaat besar bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat dan mendukung pencapaian tujuan pembangunan daerah," tegasnya.

Ekonomi Daerah Menggeliat

PerpuSeru menargetkan perpustakaan umum tingkat kabupaten di seluruh Indonesia. Perpustakaan umum tingkat kabupaten yang dipilih merupakan perpustakaan yang mudah diakses oleh masyarakat serta didukung pemerintah daerah melalui APBD untuk operasionalisasi perpustakaannya. Sejak dirilis pada tahun 2011 program ini telah menjalin kerja sama dengan 114 perpustakaan desa maupun kabupaten. Kemudian dana yang telah dikucurkan sejak program ini dijalankan hingga periode September 2015 adalah sebesar lima juta dolar AS.

Perwakilan dari Coca-cola Foundation Indonesia (CCFI) Titie Sadarini mengatakan pihaknya bakal menjalin kerja sama dengan 500 perpustakaan desa di 80 kota/kabupaten hingga 2018. Artinya, akan semakin banyak daerah yang ekonominya bergerak dengan adanya program tersebut.

"Lewat program ini kita mendorong kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia bahwa aset pemerintah untuk memberdayakan manusia salah satunya adalah dengan melalui perpustakaan," tegasnya.

Saat ini Perpuseru telah sukses menggerakkan roda perekonomian di daerah-daerah seperti Kota Payakumbuh, Tebing Tinggi, Sleman, Lombok Tengah, Sinjai, hingga Bontang. Perlu diketahui, program ini telah berada di Pulau Sumatera, Sulawesi, NTB, Kalimantan, dan Jawa. Seiring berjalannya waktu Perpuseru akan merambah ke daerah-daerah lain di Indonesia.

Di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, seorang tukang parkir bernama Wahid mendapat manfaat nyata dari adanya program ini. Berkat adanya fasilitas dari program PerpuSeru, ia memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dirinya. Ia pun kini mempunyai keterampilan untuk berternak ayam bangkok dan sukses mendapat tambahan penghasilan sebesar Rp 2.000.000 sampai Rp 3.000.000 per bulan.

Seorang pemuda lain bernama Wahyu Widodo sukses menjadi pengusaha jahe merah di kota kelahirannya, Sragen. Kesuksesan itu didapatkan setelah ia bolak-balik mendatangi mitra perpustakaan program PerpuSeru untuk mengembangkan potensi dirinya. Kini pemuda yang sempat menjadi pengangguran ini sukses mendapat penghasilan Rp 10 juta per bulan dari usahanya. Ia juga bisa membiayai pendidikan tingginya dari usaha yang dirintis.

"Saya itu disuruh kerja di pabrik-pabrik, tapi saya ingin punya usaha sendiri. Akhirnya, pada bulan November (2014) saya ikut pelatihan di Perpusda Kabupaten Sragen. Di situ saya mendapatkan pelatihan teknologi komunikasi dan juga mendapat motivasi. Saat itu saya jadi ingin berbudi daya jahe merah," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: